Books

10 Penemuan Teratas dari Arkeologi Biblikal di Tahun 2021

Bukti Herodes mahir berkebun, metode penyaliban Romawi, dan pisang Filistin menambah pemahaman kita tentang dunia Alkitab.

Christianity Today March 4, 2022
Mahmoud Khaled/Getty Images

Arkeologi adalah pekerjaan yang membutuhkan waktu bertahun-tahun, sekian dekade, dan bahkan bisa sampai setengah abad. Pekerjaan menggali dan memilah yang melelahkan disertai dengan penantian, analisis, dan interpretasi yang lebih lama. Namun dalam 12 bulan terakhir ada pemberitahuan rutin tentang berbagai perkembangan dan penemuan—beberapa yang memang sudah dinanti tetapi beberapa yang lain cukup mengejutkan—yang memperdalam dan memperluas pemahaman kita tentang dunia Alkitab.

Dari berita arkeologi terbaru tahun 2021, berikut adalah 10 berita teratas:

10. Kemahiran berkebun sang Herodes Agung

Raja Herodes—yang paling dikenal di Alkitab karena memerintahkan kematian bayi-bayi yang seusia dengan Yesus—ternyata memiliki hobi berkebun. Sampel tanah dari penggalian istananya di Yerikho, yang diambil hampir setengah abad yang lalu, baru-baru ini dianalisis, dan partikel serbuk sari yang terkandung dari sampel tersebut mengungkapkan hortikultura yang canggih .

Miniatur pohon pinus, cemara, aras, dan zaitun tumbuh di dalam pot-pot tanah liat yang awalnya ditemukan oleh arkeolog Ehud Netzer. Kebun ini menjadi sebuah demonstrasi kehebatan Herodes, karena banyak spesies dari pepohonan tersebut biasanya tidak tumbuh di gurun sekitar Yerikho. Ini merupakan suatu prestasi hortikultura untuk mengesankan tamu dan rakyat.

9. Kompleks hiburan tepi laut milik Herodes

Otoritas Barang Antik Israel mengumumkan penemuan kembali dan pelestarian basilika Herodes Agung di Askelon. Pada masanya, Herodes terkenal karena lokasi istana dan bentengnya yang dramatis, tidak terkecuali konstruksi bergaya Romawi ini, sebuah bangunan umum untuk kegiatan masyarakat.

Bangunan besar ini, yang lebih besar daripada lapangan sepak bola, pertama kali digali lebih dari satu abad yang lalu. Kini bangunan tersebut sedang digali kembali dan dikembangkan untuk menarik pengunjung ke Taman Nasional Tel Ashkelon. Rekonstruksi finalnya akan meliputi teater kuno yang kecil yang disebut odeon, pilar dan tiang marmer, serta patung marmer dewa-dewa pagan yang besar.

8. Monumen perbatasan milik Firaun di Alkitab

Ditemukan di ladang petani di timur laut Mesir, monumen ini bertuliskan nama salah satu dari sedikit firaun yang namanya benar-benar disebutkan di Perjanjian Lama. Hofra memimpin pasukan Mesir ke Yehuda untuk membantu raja Zedekia melawan invasi Nebukadnezar, raja Babel. Taktik itu hanya berhasil sementara, dan sesuai dengan nubuatan dalam Yeremia 44:30, Firaun dibunuh oleh musuh-musuhnya setelah penyerangan tiba-tiba ke Libya yang membawa malapetaka.

Monumen prasasti tersebut berisi 15 baris hieroglif, yang sejauh ini belum diterjemahkan. Mostafa Waziry, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir, menjelaskannya sebagai prasasti perbatasan yang “didirikan raja selama kampanye militernya ke timur.” Hal ini memunculkan kemungkinan menarik yang menggambarkan kampanye Hofra untuk mendukung Zedekia.

7. Sebuah kota Mesir yang tidak dikenal

Para arkeolog mengumumkan penemuan sebuah kota yang sebelumnya tidak dikenal di tepi barat Sungai Nil dekat Luxor. Diyakini sebagai salah satu kota Mesir terbesar yang pernah ditemukan, kota tersebut berasal dari masa pemerintahan Firaun Amenhotep III. Firaun ini adalah kakek dari Tutankhamun. Namun yang lebih penting lagi, ia adalah cucu dari Amenhotep II, yang dipercaya oleh banyak sarjana Injili sebagai Firaun yang disebutkan di kitab Keluaran.

Kota tersebut tampaknya tiba-tiba ditinggalkan. Penduduknya mungkin diusir dari rumah mereka ketika Amenhotep IV, lebih dikenal sebagai Akhenaten, mengumpulkan para pekerja untuk membangun sebuah ibu kota yang benar-benar baru di Mesir tengah. Yang tersisa kini mungkin mengungkapkan banyak detail tentang kehidupan sehari-hari di Mesir sekitar zaman Musa.

6. Kaki yang disalib

Praktik penyaliban Romawi dikenal dari sumber-sumber kuno, termasuk catatan Injil tentang kematian Yesus. Namun sampai saat ini, satu-satunya bukti arkeologi tentang penyaliban ditemukan di sebuah gua makam di Israel pada tahun 1986. Pada awal Desember, diumumkan bahwa suatu kerangka telah digali dari sebuah makam di Fenstanton, Cambridgeshire, Inggris. Dari sisa kerangka itu terdapat paku yang tertancap ke bagian belakang kaki kanan. Penanggalan makam tersebut sekitar 400 M, selama pendudukan Romawi di Inggris.

5. Penemuan lebih banyak lagi di Laut Mati

Otoritas Barang Antik Israel mengumumkan hasil dari proyek penggalian selama empat tahun di gua-gua yang sulit dijangkau, yang menghadap ke Laut Mati. Dari penggalian tersebut ditemukan panah, koin, sisir, sisa-sisa mumi seorang gadis muda, dan lusinan potongan teks Alkitab. Fragmen-fragmen gulungan kitab, yang berisi bagian-bagian dari kitab Zakharia dan Nahum, tidak terkait dengan teks-teks yang dibuat oleh komunitas Qumran, yang dikenal sebagai Gulungan Kitab Laut Mati (Dead Sea Scrolls). Namun penemuan ini menunjukkan fakta tentang pekerjaan panjang dalam menerjemahkan dan menyalin Kitab Suci.

Bagi para arkeolog, penemuan paling menakjubkan adalah keranjang berusia 10.500 tahun.

Keranjang itu, lengkap dengan tutupnya yang utuh, berasal dari periode Neolitikum pra-tembikar. Karena itu, keranjang tersebut merupakan keranjang tertua yang pernah ada. Ini mengingatkan kita pada keranjang-keranjang di zaman Alkitab, seperti keranjang yang menampung bayi Musa di kitab Keluaran, keranjang yang membawa sisa makanan ketika Kristus memberi makan orang banyak dalam kitab-kitab Injil, dan keranjang yang membantu rasul Paulus lolos dari penganiayaan, ketika ia diturunkan dari atas tembok Damaskus.

4. Yavne, hanya Yavne

Kota modern Yavne, yang terletak di antara Tel Aviv dan Asdod, telah menjadi situs terkenal karena penemuan arkeologi pada tahun 2021. Kota ini berkembang pesat, dan seiring dengan persiapan lahan yang luas untuk pembangunan perumahan baru, para arkeolog menemukan artefak yang menakjubkan.

Sekitar 1.500 tahun yang lalu, Yavne adalah pusat industri untuk produksi minuman anggur, yang memproduksi sekitar setengah juta galon minuman anggur per tahun. Para arkeolog menemukan lima area produksi pemerasan anggur yang besar, masing-masing berukuran lebih dari setengah ukuran lapangan basket, bersama dengan empat gudang besar dan tempat pembakaran buli-buli penyimpanan anggur. Mereka juga menemukan tempat pemerasan anggur yang lebih tua dari zaman Persia, yang berasal dari sekitar tahun 300 SM.

Dalam beberapa dekade setelah penghancuran Bait Allah Yahudi di Yerusalem, Yavne menjadi pusat spiritual, rumah bagi banyak rabi dan kalangan Sanhedrin. Sebuah bangunan yang diidentifikasi dari zaman tersebut telah digali dan sebuah mosaik besar yang indah yang berasal dari 1.600 tahun yang lalu sedang dipugar.

Mungkin penemuan Yavne yang paling langka adalah telur ayam utuh dari 1.000 tahun lalu, ditemukan di reruntuhan sebuah kamar kecil di luar rumah.

3. Aula perjamuan di Bukit Bait Suci

Sebuah bangunan publik yang mewah yang terletak di sebelah Bukit Bait Suci telah digali dan dibuka untuk wisata umum. Sebagian dari bangunan ini pertama kali ditemukan oleh arkeolog Inggris, Charles Warren, pada tahun 1867, dan situs tersebut sebagian digali pada tahun 1966. Sekarang setelah penggalian selesai, para arkeolog memperkirakan konstruksinya berasal dari tahun 20 M—selama masa hidup Yesus.

Bangunan tersebut berisi dua kamar yang identik, dipisahkan oleh air mancur yang luas. Mewahnya fasilitas tersebut dan posisinya yang berada dekat dengan Bukit Bait Suci menunjukkan bahwa bangunan ini mungkin digunakan oleh para anggota elit komunitas Yahudi abad pertama, keluarga imam besar, dan tokoh agama terkemuka lainnya.

Para arkeolog mengatakan bangunan itu rusak karena gempa bumi pada tahun 33 M, kemudian dibangun kembali dan dikonfigurasi ulang menjadi tiga ruang berkubah. Tanggal kehancuran tersebut menunjukkan bukti yang memungkinkan dari gempa bumi yang tercatat dalam catatan Injil saat penyaliban Yesus.

2. Kendi Gideon

“Yerubaal” adalah julukan yang diberikan kepada Gideon dalam Hakim-hakim 6:31–32 setelah Gideon menghancurkan sebuah mezbah dewa Baal. Artinya ”Biarlah Baal berjuang dengan dia.” Itu juga nama yang tertulis pada temuan pecahan kendi tembikar yang digali di Khirbat er-Ra’i, sebuah situs dekat Tel Lachish di Israel selatan.

Tidak mungkin kendi itu milik Gideon. Khirbet er-Ra’i terletak sekitar 100 mil selatan Lembah Yizreel, di mana Alkitab mengatakan bahwa Gideon membawa sejumlah kecil pasukan dan mengusir pasukan Midian yang jumlahnya jauh lebih besar. Para arkeolog yang menggali di Khirbat er-Ra’i memperkirakan lapisan batu di mana tembikar itu ditemukan berasal dari 1100 SM, periode Hakim-hakim, tetapi kemungkinan sekitar satu abad setelah Gideon, berdasarkan kronologi internal dari Alkitab.

Hanya ada sedikit catatan arkeologis dari periode ini, jadi penemuan yang menghubungkan nama biblikal dengan zaman itu patut dicatat.

Para arkeolog juga mengatakan penemuan itu memberikan bukti penyebaran tulisan alfabet yang pertama kali dikembangkan oleh orang Kanaan yang hidup di Mesir sekitar 1800 SM. Tak jauh dari Lakhis, di mana beberapa prasasti abjad Kanaan Zaman Perunggu Akhir lainnya telah ditemukan, mungkin telah menjadi pusat pelestarian tulisan abjad. Penemuan prasasti abjad di Lakhis, tertanggal abad ke-15 SM, juga diumumkan pada tahun 2021.

Tingkat literasi dalam Perjanjian Lama masih menjadi bahan perdebatan di antara para sarjana. Menariknya, kisah Gideon merujuk pada seorang pemuda yang “menuliskan nama 77 tua-tua Sukot” (Hak. 8:14).

1. Sinagoge kedua di Magdala

Universitas Haifa mengumumkan penemuan lain sinagoge abad pertama di Magdala pada akhir Desember, yang terletak di pantai barat laut Danau Galilea. Sinagoge Magdala yang pertama, ditemukan belasan tahun yang lalu, terkenal karena digunakan sebelum kehancuran Yerusalem, ketika ibadah masih dipusatkan di Bait Allah. Sekarang sinagogenya ada dua.

Hanya segelintir sinagoge abad pertama yang telah digali di Israel. Dari antara semua sinagoge yang telah digali itu, dua sinagoge inilah yang paling mungkin dikunjungi oleh Yesus selama pelayanan-Nya (Mat. 4:23) karena lokasinya dekat jalan dari Nazaret ke Kapernaum dan keterkaitan kedua sinagoge tersebut dengan kota kelahiran Maria Magdalena.

Sinagoge yang kedua ini, terletak kurang dari 200 meter dari yang pertama, ditemukan saat mempersiapkan proyek pelebaran jalan. Penemuan ini “mengubah pemahaman kita tentang kehidupan orang Yahudi di masa tersebut,” menurut Otoritas Barang Antik Israel. Banyak sarjana mengira sinagoge berkembang dan berfungsi lebih religius hanya setelah penghancuran Bait Allah di Yerusalem. Bukti baru ini tampaknya menunjukkan bahwa sinagoge, yang lebih seperti pusat komunitas pada masa awal keberadaannya, mencakup lebih banyak kegiatan keagamaan.

Bonus: Pisang Filistin

Kita tahu bahwa Raja Salomo memberi makan para tamunya daging sapi, domba, daging rusa, dan unggas, selain roti, kue, kurma, dan makanan lezat lainnya. Tetapi … pisang?

Mengingat jumlah air yang dibutuhkan untuk menanam pohon pisang, membuat pisang menjadi buah yang tidak mungkin tumbuh di Israel kuno. Tetapi sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences melaporkan sisa makanan yang ditemukan di gigi orang Kanaan dan Filistin yang meninggal pada 2.000 tahun SM, periode pemerintahan Salomo. Gigi tidak berbohong: Mereka makan pisang.

Bukti makanan tersebut menunjukkan “jaringan pertukaran yang dinamis dan kompleks yang menghubungkan Mediterania dengan Asia Selatan,” menurut laporan itu. Christina Warinner, seorang antropolog lulusan Harvard dan salah satu peneliti utama, mengatakan buah impor tersebut mungkin telah dikeringkan, seperti keripik pisang pada zaman modern.

Gordon Govier adalah editor Artifax, majalah berita arkeologi alkitabiah triwulan, dan pembawa acara siniar The Book & The Spade.

Diterjemahkan oleh: Denny Pranolo

Untuk diberi tahu tentang terjemahan baru dalam Bahasa Indonesia, berlangganan buletin, ikuti kami melalui Facebook, Twitter, atau Telegram.

Our Latest

Inkarnasi Lebih dari Sekadar Palungan

Bagaimana seorang uskup Afrika kuno memperjuangkan kisah penebusan dalam inkarnasi.

Yusuf Adalah ‘Ayah Kandung’ Yesus

Saya tidak memerlukan ikatan biologis untuk menjadi ayah dari embrio yang saya dan istri adopsi.

Cover Story

Sisi Lain dari Natal

Dibutuhkan keberanian bagi Allah untuk menanggalkan kekuasaan dan kemuliaan-Nya serta mengambil tempat bagi-Nya di antara manusia.

Apple PodcastsDown ArrowDown ArrowDown Arrowarrow_left_altLeft ArrowLeft ArrowRight ArrowRight ArrowRight Arrowarrow_up_altUp ArrowUp ArrowAvailable at Amazoncaret-downCloseCloseEmailEmailExpandExpandExternalExternalFacebookfacebook-squareGiftGiftGooglegoogleGoogle KeephamburgerInstagraminstagram-squareLinkLinklinkedin-squareListenListenListenChristianity TodayCT Creative Studio Logologo_orgMegaphoneMenuMenupausePinterestPlayPlayPocketPodcastRSSRSSSaveSaveSaveSearchSearchsearchSpotifyStitcherTelegramTable of ContentsTable of Contentstwitter-squareWhatsAppXYouTubeYouTube