Saat Sunyi, Saat yang Kudus

Renungan Adven, 20 Desember 2021

Christianity Today December 20, 2021

Untuk mengunduh kumpulan renungan “Berita Injil di Masa Adven,” klik di sini.

Minggu Adven 4: Inkarnasi & Kelahiran


Minggu ini, kita melangkah ke dalam peristiwa Kelahiran Yesus dan merenungkan mukjizat sang Firman yang kekal itu datang ke dunia sebagai seorang anak manusia. Kita mempelajari pelajaran iman dari orang-orang yang Tuhan pilih untuk mengambil bagian dalam peristiwa ini. Dan kita merayakan kabar baik tentang sukacita yang besar bagi semua orang!

Baca Lukas 1:5–25, 57–66

Jika Anda dibesarkan di negara bersalju saat Natal, Anda pasti tahu tidak ada kesunyian seperti sunyinya malam musim dingin. Ini bukan sekadar ide sentimental-ini bagian dari rancangan Tuhan atas ciptaan-Nya. Salju yang baru turun akan menyerap dan meredam suara. Joseph Mohr adalah salah satu orang yang merenungkan fenomena malam musim dingin ini. Ia adalah imam muda yang menulis lirik lagu favorit yang sering kita nyanyikan di sepanjang Natal, “Malam Kudus.”

Menjelang kelahiran Yesus, kita juga diperkenalkan dengan seorang imam yaitu Zakharia, dan istrinya, Elisabet. Menurut Lukas, mereka berdua berasal dari keturunan imam dan merupakan orang yang setia dan saleh. Tetapi mereka juga sangat menderita. Mereka telah lama menikah namun tidak dikaruniai anak dan kini mereka telah lanjut usia. Lalu terjadilah mujizat: Malaikat Gabriel memberi tahu Zakharia bahwa Tuhan menjawab doa yang mereka panjatkan dengan tekun selama puluhan tahun. Mereka akan punya anak laki-laki!

Kisah ini bisa berakhir di sana dan menjadi kisah Natal yang menyenangkan tentang kesedihan yang diganti sukacita. Tetapi ada suatu kejadian tak terduga yang tidak bisa kita abaikan. Karena Zakharia bergumul untuk memercayai pesan malaikat Gabriel, ia menjadi bisu selama kehamilan istrinya. Ia terdiam. Zakharia berubah dari seorang imam Tuhan terhormat dan pandai berbicara menjadi seorang lelaki tua yang hanya bisa berkomunikasi dengan isyarat tangan. Ini sangat merendahkan—bahkan memalukan. Bagaimana kita menyikapi hal ini?

Tuhan selalu melakukan seribu hal baik di setiap situasi, bahkan ketika kita tidak bisa melihatnya. Hati Tuhan yang penuh belas kasihan tetap bekerja untuk menyediakan seorang putra yang akan membawa sukacita bagi pasangan lanjut usia ini. Kuasa Tuhan kemudian dinyatakan ketika Ia memakai anak ini untuk memperkenalkan penebusan kepada dunia. Ia akan menjadi nabi pembaptis yang terkenal dari padang gurun, yang memanggil umat Allah kembali dan membawa mereka kepada Yesus.

Kisah Zakharia menunjukkan bahwa Tuhan terus melakukan pekerjaan baik-Nya yang penuh anugerah, bahkan di tengah kehancuran dan keraguan kita. Ketidakpercayaan Zakharia bukan penghalang bagi kuasa Allah. Meski kebisuan dia sangat menyulitkan dan merendahkan, namun sebenarnya itu adalah karunia. Melalui mukjizat yang terkesan negatif ini, Tuhan menunjukkan kepadanya dan juga dunia bahwa semua peristiwa ini bukanlah kebetulan belaka. Tidak, justru masa sunyi ini menunjukkan bahwa Tuhan sedang bekerja dengan cara yang baru dan penuh kuasa untuk membawa kehidupan ke dalam dunia. Akhirnya, kisah Zakharia tidak berakhir dengan hukuman. Tuhan menyembuhkannya sehingga ia kembali memproklamirkan keindahan belas kasihan Tuhan.

Jonathan T. Pennington adalah seorang profesor Perjanjian Baru di Southern Seminary dan seorang pendeta formasi spiritual. Buku Jesus the Great Philosopher merupakan salah satu karyanya.

Renungkan Lukas 1:5–25, 57–66.

(Opsi: Lihat juga ay. 67–79)


Zakharia adalah orang pertama yang tahu bahwa Tuhan sedang melakukan sesuatu yang luar biasa—sesuatu yang telah lama dinantikan oleh umat Tuhan.
Menurut Anda, kira-kira apa yang dipikirkan atau dibayangkan Zakharia selama masa kebisuannya itu?
Bagaimana kisah Zakharia ini menyoroti tentang Tuhan dan keselamatan?

Diterjemahkan oleh: Timothy Daun

Our Latest

Gen Z Tidak Butuh Injil yang Lunak

Pemimpin Kristen dapat memenuhi kerinduan kita akan autentisitas dan stabilitas dengan pesan tentang kekudusan dan anugerah dari Kristus.

Public Theology Project

Problem Kepanikan

Di tempat di mana Petrus pernah berdiri di tempat Pan, kita dapat mendengar suara yang mengubah segalanya.

Masalah Besar dalam Kelompok Kecil

Seorang pendeta memberikan saran praktis bagi tiga kendala utama dalam kelompok kecil gereja: Penitipan anak, komitmen, dan anggota yang terlalu banyak bicara.

Alkitab Lebih dari Sekadar Buku yang Harus Diketahui

Alkitab adalah kisah yang harus dihidupi dan para rohaniwan harus memimpin jalannya.

Menggembalakan dengan Senyuman Palsu

Saya sering menyembunyikan pergumulan saya dari gereja karena saya takut orang-orang akan memanfaatkannya untuk menyerang saya.

Apakah Sudah Saatnya Menghentikan ‘Saat Teduh’?

Keterlibatan alkitabiah yang efektif haruslah lebih dari sekadar pengalaman pribadi seseorang dengan Kitab Suci.

Apple PodcastsDown ArrowDown ArrowDown Arrowarrow_left_altLeft ArrowLeft ArrowRight ArrowRight ArrowRight Arrowarrow_up_altUp ArrowUp ArrowAvailable at Amazoncaret-downCloseCloseEmailEmailExpandExpandExternalExternalFacebookfacebook-squareGiftGiftGooglegoogleGoogle KeephamburgerInstagraminstagram-squareLinkLinklinkedin-squareListenListenListenChristianity TodayCT Creative Studio Logologo_orgMegaphoneMenuMenupausePinterestPlayPlayPocketPodcastRSSRSSSaveSaveSaveSearchSearchsearchSpotifyStitcherTelegramTable of ContentsTable of Contentstwitter-squareWhatsAppXYouTubeYouTube