Harapan yang Terbesar dari Segalanya

Renungan Adven, 3 Desember 2022.

Christianity Today December 3, 2022
Stephen Crotts

Minggu 1: Allah yang Perkasa


Bayi yang dibungkus dengan kain lampin dan terbaring di palungan adalah Sang Pencipta yang mulia dan Pemelihara segala sesuatu. Kita mendengar tentang kuasa dan keperkasaan-Nya dalam ajaran Yohanes Pembaptis. Kita menantikan kedatangan-Nya kembali seperti yang dijanjikan dan puncak pemerintahan-Nya. Yesus adalah Allah yang Perkasa.

Baca Wahyu 21:1–6 dan 21:22–22:5

Bayangkan seorang anak laki-laki sedang diganggu di taman bermain. Anak-anak mengelilinginya, mengejeknya, mendorongnya ke tanah. Ia menahan air mata, tetapi hanya itu yang bisa ia tahan; tidak ada cara untuk menghentikan teror dan siksaan tersebut.

Kemudian, entah dari mana, sebuah mobil berhenti. Itu adalah ayah dari anak tersebut. “Masuk ke mobil, Nak,” teriak sang ayah. Dengan berusaha berguling keluar dari cengkeraman anak-anak lain, anak laki-laki itu bergegas berdiri dan melompat masuk ke mobil. Mereka pun segera pergi. Saat anak laki-laki itu melihat sekilas ke luar jendela, dia yakin para perundung itu sedang tertawa. Anak laki-laki itu aman, tetapi tidak mungkin untuk menganggap hal itu sebagai sebuah kemenangan. Evakuasi bukanlah kemenangan.

Akhir dari Kitab Wahyu—akhir dari Alkitab itu sendiri—menunjukkan kepada kita suatu gambaran, bukan tentang evakuasi atau pelarian kita, melainkan tentang kedatangan Tuhan. Yesus mengalahkan dosa dan maut di kayu salib. Dalam Injil Yohanes, di kayu salib Yesus berkata, “Sudah selesai” (19:30). Dalam wahyu Yohanes ini, Pribadi yang duduk di atas takhta itu berkata, “Semuanya telah terjadi.” Pernyataan pertama adalah pengumuman tentang penyelesaian; pernyataan yang kedua adalah proklamasi tentang hal-hal yang terjadi. Kemenangan Yesus di kayu salib dimanifestasikan dalam kebangkitan-Nya, tetapi kemenangan itu akan mencapai kepenuhannya pada saat kedatangan-Nya kembali. Kita tahu bahwa masa Adven adalah masa penantian di antara dua kedatangan. Namun sebenarnya, Adven juga merupakan suatu penantian di antara dua kemenangan. Yesus yang Perkasa itu telah menang, dan Yesus yang Perkasa itu akan datang kembali.

Dan ketika Ia datang, Ia datang untuk berdiam. Visi tentang akhir zaman yang dinyatakan kitab Wahyu adalah Tuhan membuat langit dan bumi baru, dengan menyatukan langit baru dan bumi baru, dan memenuhinya dengan kehadiran dan cahaya-Nya. Ini adalah kemenangan yang terjadi dengan menguasai—hanya dalam kasus ini, menguasai adalah kabar baik, kabar terbaik yang bisa diterima dunia! Sang Pencipta telah menebus ciptaan-Nya dan telah datang memenuhinya dengan kemuliaan-Nya. Kisah yang dimulai di kitab Kejadian telah disempurnakan dan diselesaikan.

Untuk diberi tahu tentang terjemahan baru dalam Bahasa Indonesia, ikuti kami melalui email, Facebook, Twitter, atau Telegram.

Kembali ke taman bermain. Dengan kreatif, bayangkanlah skenario yang benar-benar berbeda: Alih-alih sang ayah berteriak agar anaknya masuk ke mobil dan mereka bisa cepat-cepat pergi, bayangkan sang ayah memarkir mobil, keluar, dan berjalan perlahan. Otoritas dari kehadirannya sendiri akan mengusir para perundung itu. Lalu ia memeluk putranya. Dia pun memanggil anak-anak lain yang bersembunyi, yang terluka, untuk keluar. Ia memutuskan untuk menetap dan membuat ulang taman bermain itu sepenuhnya, sekarang dengan peralatan yang lebih baik dan kesenangan yang lebih ceria. Makanan dan minuman pun tersedia. Kemudian ada musik. Dan es krim. Penuh dengan tawa. Entah bagaimana tempat penderitaan itu telah menjadi tempat penuh sukacita.

Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata, “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya, dan Ia akan menjadi Allah mereka.” WAHYU 21:3

Glenn Packiam adalah pendeta utama Rockharbor Church di Costa Mesa, California. Dia adalah penulis The Resilient Pastor dan rekan penulis The Intentional Year.

Renungkan Wahyu 21:1–6 dan 21:22–22:5.


Apa yang menarik bagi Anda dalam deskripsi tentang pemerintahan tertinggi dari Yang Mahakuasa ini? Ada harapan dan penghiburan apa yang dinyatakan dari hal tersebut? Apa yang Anda inginkan untuk meresponi Yesus?

Diterjemahkan oleh Maria Fennita S.

Our Latest

News

Wafat: Andar Ismail, Penulis Produktif yang Membuat Teologi Menjadi Sederhana

Dengan seri Selamat karyanya, pendeta Indonesia ini menulis lebih dari 1.000 cerita pendek yang menyoroti kehidupan dan ajaran Yesus.

Kematian karena Swafoto

Kita tidak akan pernah melihat kemuliaan Tuhan jika kita hanya melihat pada diri kita sendiri.

Mengapa Ada Begitu Banyak Teolog yang Marah?

Teologi seharusnya menghasilkan buah Roh, bukan perbuatan daging.

Silsilah Alkitab Memberitakan Kabar Baik

Pohon keluarga Yesus menyampaikan lebih dari sekadar pelajaran sejarah.

Kesengsaraan Perlu menjadi Bagian dalam Khotbah Kita

Matthew D. Kim percaya bahwa membahas tentang penderitaan adalah bagian dari panggilan seorang pengkhotbah.

Apple PodcastsDown ArrowDown ArrowDown Arrowarrow_left_altLeft ArrowLeft ArrowRight ArrowRight ArrowRight Arrowarrow_up_altUp ArrowUp ArrowAvailable at Amazoncaret-downCloseCloseEmailEmailExpandExpandExternalExternalFacebookfacebook-squareGiftGiftGooglegoogleGoogle KeephamburgerInstagraminstagram-squareLinkLinklinkedin-squareListenListenListenChristianity TodayCT Creative Studio Logologo_orgMegaphoneMenuMenupausePinterestPlayPlayPocketPodcastRSSRSSSaveSaveSaveSearchSearchsearchSpotifyStitcherTelegramTable of ContentsTable of Contentstwitter-squareWhatsAppXYouTubeYouTube