Segala Sesuatu Baru

Renungan Adven, 1 Desember 2021.

Christianity Today December 1, 2021

Untuk mengunduh kumpulan renungan “Berita Injil di Masa Adven,” klik di sini.

Minggu Adven 1: Kembalinya Kristus dan Permerintahan Kekal


Minggu ini, kita berfokus pada Kedatangan Kristus yang kedua kalinya: pengharapan kita yang pasti akan kembalinya Kristus. Kita menggali gambaran Kitab Suci tentang kuasa Kristus dan penghakiman yang adil, serta masa depan gemilang yang kita nantikan bersama Tuhan dalam ciptaan baru.

Baca Wahyu 21:1–6

Bagaimana Anda menghadapi pandemi? Apa dampaknya terhadap relasi Anda dengan Allah? Beberapa orang semakin dekat dengan Allah dan menemukan kekuatan untuk melewati masa-masa sulit. Namun bagi yang lainnya, yang mungkin kehilangan orang yang dicintai atau terguncang karena penderitaan berskala dunia, pandemi ini membuat orang bertanya-tanya.

Bagaimana mungkin Allah yang penuh kasih membiarkan hal-hal seperti ini terjadi? Ini adalah “problem penderitaan” sejak zaman kuno—setidaknya sekuno kitab Ayub. Alkitab tidak memiliki satu pun jawaban untuk hal itu; sebaliknya, Alkitab memberikan kita beberapa sudut pandangan berbeda terhadapnya.

Kemudian tepat di akhir Alkitab, kita menemukan pesan ini: “Tidak akan ada lagi perkabungan atau ratap tangis, atau dukacita” (Why. 21:4). Allah akan menyembuhkan ciptaan-Nya dari segala yang merugikan dan merusaknya. Terkadang orang-orang mengeluh tentang kurangnya bukti kasih Allah dalam kitab Wahyu. Sebagian orang mungkin mengatakan hal yang sama tentang pandemi ini. Tetapi, dapatkah Anda membayangkan gambaran yang lebih indah tentang kasih Allah daripada ini: Allah “akan menghapus segala air mata dari mata mereka” (ay. 4)?

Kitab Wahyu tentu saja tidak membatasi penggambarannya tentang kengerian sejarah. Tetapi harapan mengalir di sepanjang kitab itu dan berkembang dalam penglihatan final yang diberikan kepada Yohanes. Allah akan menjadikan segala sesuatu menjadi baru. Allah memiliki masa depan yang baru bagi seluruh ciptaan-Nya.

Ketika kita berpikir tentang masa depan, seringkali kita berpikir ke mana arah masa lalu dan masa kini. Tetapi ini berbeda. Sebagaimana hanya Tuhan yang dapat mencipta, maka hanya Tuhan pula yang dapat memperbaharui seluruh ciptaan-Nya. Dimulai dengan kebangkitan Yesus—satu hal baru yang mengubah segalanya. Dalam kehidupan yang diubahkan oleh Roh Kristus, kita telah mencicipi masa depan yang baru.

Masa depan itu sendiri jauh melampaui apa yang dapat kita bayangkan. Tetapi penglihatan Yohanes mengajak kita juga untuk mengarahkan pandangan ke gunung yang tinggi itu (ay. 10) di mana Yerusalem Baru turun dari surga. Dengan matanya kita bisa melihat lebih jauh dari yang biasa kita lihat.

Adapun yang menjadi pusat dari masa depan yang baru adalah Allah: “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka” (ay. 3). Hal inilah yang selalu menjadi tujuan Allah bagi ciptaan-Nya, dan inilah yang akan membuat semuanya menjadi berbeda.

Berbagi penglihatan dengan Yohanes bukan hanya impian yang kita imani. Hal ini memberikan kita harapan untuk hidup. Kita dapat memulai hidup sesuai dengan apa yang Allah janjikan, dan itu akan membuat kehidupan kita yang sekarang ini menjadi berbeda dalam segala hal.

Richard Bauckham adalah seorang profesor emeritus Studi Perjanjian Baru di Universitas St. Andrew, Skotlandia, dan penulis banyak buku, di antaranya Theology of the Book of Revelation.

Renungkan Wahyu 21:1–6.


Bagaimana perikop ini berbicara terhadap penderitaan dan kesulitan dalam hidup Anda?
Dan di dunia ini?
Bagaimana hal ini mengarahkan perspektif rohani Anda?
Beresponslah kepada Tuhan dalam doa penyembahan dan kepercayaan.

Diterjemahkan oleh: Vika Rahelia

Our Latest

News

Generasi Z Protestan Ingin Dikenal karena Hobi dan Bakat Mereka

“Lebih mudah mengatakan kepada seseorang [bahwa] Anda pandai bernyanyi atau bermain sepak bola daripada memiliki iman atau terlibat aktif di gereja.”

Gereja yang Cemas

Mengapa gereja kesulitan menangani penyakit mental dengan baik dan bagaimana kita dapat membantu mereka yang sakit mental dengan lebih baik?

Imam Besar Saya Memahami Penderitaan Saya

Belas kasih Yesus terletak pada pemahaman-Nya yang menyeluruh terhadap luka kita, bukan hanya pada kemampuan-Nya untuk membereskan luka tersebut.

Tidak Apa-apa Jika Anda Mengalami Tahun Baru yang Tidak Menyenangkan

Kita tahu kekudusan tidak selalu membawa pada kebahagiaan. Namun bagaimana jika ketidakbahagiaan kita itu sendiri bisa menjadi sesuatu yang kudus?

12 Artikel Terpopuler dalam Bahasa Indonesia di Christianity Today Tahun 2024

Temukan topik-topik yang paling diminati oleh pembaca CT dalam Bahasa Indonesia sepanjang tahun ini.

Tuhan Setia dalam Kemenangan dan Keputusasaan

Saya memilih Kamala Harris dan berduka atas kekalahannya. Namun saya ingin menjaga politik tetap pada tempatnya, tunduk kepada Yesus.

Apple PodcastsDown ArrowDown ArrowDown Arrowarrow_left_altLeft ArrowLeft ArrowRight ArrowRight ArrowRight Arrowarrow_up_altUp ArrowUp ArrowAvailable at Amazoncaret-downCloseCloseEmailEmailExpandExpandExternalExternalFacebookfacebook-squareGiftGiftGooglegoogleGoogle KeephamburgerInstagraminstagram-squareLinkLinklinkedin-squareListenListenListenChristianity TodayCT Creative Studio Logologo_orgMegaphoneMenuMenupausePinterestPlayPlayPocketPodcastRSSRSSSaveSaveSaveSearchSearchsearchSpotifyStitcherTelegramTable of ContentsTable of Contentstwitter-squareWhatsAppXYouTubeYouTube