Perjanjian Lama Menubuatkan Penyaliban. Bagaimana dengan Kebangkitan?

Bahkan sebelum kedatangan Kristus, pengulangan “hari ketiga” sudah ada di sepanjang Kitab Suci.

Christianity Today March 20, 2024
Ilustrasi oleh Christianity Today / Sumber Gambar: WikiArt / Getty

Jika Anda diminta untuk meringkas Injil dalam satu kalimat, bagian manakah yang akan Anda pilih? Dugaan saya, apa pun pilihan-pilihannya, Anda akan menyertakan 1 Korintus 15:3–5.

Injil, kata Paulus dalam ayat-ayat yang ikonik tersebut, ialah “bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.” Pada dasarnya, Injil adalah kehidupan, kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai penggenapan dari Kitab Suci. Tentu saja Injil lebih dari itu, tetapi tidak kurang.

Akan tetapi, ada sebuah masalah. Relatif mudah untuk mengidentifikasi ayat-ayat yang menunjuk pada penderitaan dan kematian Kristus karena dosa manusia. Keempat Injil menyebutkan banyak hal itu dengan sangat jelas, sebagaimana halnya Mazmur 22, Yesaya 53, dan Zakharia 12:10–14. Namun, apa yang ada di benak Paulus ketika ia mengatakan bahwa Yesus “dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai dengan Kitab Suci”? Apakah ada ayat tersembunyi di suatu tempat dalam Alkitab Ibrani yang memprediksi hal ini?

Bahkan pemahaman Alkitab saya pun dibingungkan dengan hal ini. Yang biasanya dipenuhi dengan referensi silang, satu-satunya teks Perjanjian Lama yang disarankan di sini adalah Hosea 6:2 (“Dalam dua atau tiga hari ini Ia akan menyembuhkan kita”; BIS), yang tampaknya berbicara tentang Israel secara keseluruhan. Ada pula bukti ayat-ayat yang jelas mengenai Penyaliban, seperti Yesaya 53, tetapi tidak ada ayat yang bicara jelas tentang Kebangkitan, apalagi tentang kebangkitan pada hari yang ketiga.

Namun ini bukan karena ide mengenai bangkit menuju hidup baru pada hari yang ketiga tidak ada dalam Kitab Suci. Bahkan, ide ini ada di mana-mana dalam Alkitab. Melihat bagaimana dan mengapa hal ini terjadi, dapat mengajari kita cara membaca Alkitab dengan lebih seksama—yang berarti lebih mendengarkan refrain dan gema dalam sebuah simfoni daripada mencari frasa yang sama persis di Google.

Contoh pertama dalam Alkitab mengenai kehidupan yang muncul dari tanah pada hari ketiga terdapat di pasal pembuka di kitab Kejadian. Pada hari yang ketiga, tanah menumbuhkan tanaman dan pohon buah-buahan, dan semua itu menghasilkan benih “sesuai jenisnya” (Kej. 1:12; ESV), yang memiliki kapasitas untuk terus menghasilkan kehidupan di generasi berikutnya.

Sejak saat itu, bangkitnya “benih” pemberi kehidupan dari Allah pada hari ketiga menjadi sebuah pola. Ishak, putra yang ditetapkan untuk mati di Gunung Moria, “dibangkitkan” (diselamatkan) pada hari yang ketiga (Kej. 22:1–14). Begitu pula dengan Raja Hizkia (2Raj. 20:5). Demikian juga dengan Yunus (Yun. 1:17). Saudara laki-laki Yusuf dibebaskan dari ancaman kematian pada hari yang ketiga (Kej. 42:18), begitu pula kepala juru minuman Firaun (40:20–21). Israel, yang sekarat karena kehausan di padang gurun, menemukan air yang memberi kehidupan pada hari yang ketiga (Kel. 15:22–25). Dan setibanya di Sinai, umat Israel diberitahu agar “bersiap, sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun” (19:11). Ratu Ester, setelah mengetahui orang-orang Yahudi berada di bawah hukuman mati, menghadap raja pada hari yang ketiga, mendapat perkenanan dari raja, dan membawa bangsanya keluar dari kematian menuju kehidupan (Est. 5:1).

Jadi, ketika Hosea berbicara tentang Israel yang akan dibangkitkan pada hari yang ketiga, dia tidak mengambil angka itu secara sembarangan. Ia merefleksikan tema yang sudah tertanam kuat yang berasal dari pasal pertama Alkitab. Sebagaimana yang Hosea katakan,

Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. (Hos. 6:1–2; LAI TB)

Inilah yang sebenarnya terjadi pada hari Minggu Paskah. Kristus tidak hanya dibangkitkan; Dia dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai dengan Kitab Suci. Dialah pohon buah-buahan yang mampu mendatangkan kehidupan baru sesuai jenisnya. Dialah Sang Anak Tunggal yang ditetapkan untuk mati lalu kembali kepada Bapa-Nya dalam keadaan sehat dan benar-benar hidup, setelah membuktikan betapa dalamnya kasih Bapa. Dia adalah Yunus yang baru, yang dimuntahkan dari kedalaman laut setelah tiga hari, untuk memberitakan pengampunan kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Dia adalah Ester yang baru, yang mengubah nasib bangsanya dengan bersyafaat di ruang takhta surgawi, mendapat perkenanan Raja, menaklukkan musuh-musuh, dan pada akhirnya memberi peristirahatan bagi bangsanya.

Pada hari ketiga, seperti yang dijanjikan Hosea, Tuhan akan membangkitkan dan memulihkan kita sehingga kita dapat hidup di hadapan-Nya. Sekarang Dia telah melakukannya. Jadi kita dapat hidup di hadapan-Nya.

Andrew Wilson adalah pendeta pengajar di King’s Church London dan penulis Remaking the World.

Diterjemahkan oleh Maria Fennita S.

Untuk diberi tahu tentang terjemahan baru dalam Bahasa Indonesia, ikuti kami melalui email, Facebook, Twitter, atau Instagram.

Our Latest

News

Generasi Z Protestan Ingin Dikenal karena Hobi dan Bakat Mereka

“Lebih mudah mengatakan kepada seseorang [bahwa] Anda pandai bernyanyi atau bermain sepak bola daripada memiliki iman atau terlibat aktif di gereja.”

Gereja yang Cemas

Mengapa gereja kesulitan menangani penyakit mental dengan baik dan bagaimana kita dapat membantu mereka yang sakit mental dengan lebih baik?

Imam Besar Saya Memahami Penderitaan Saya

Belas kasih Yesus terletak pada pemahaman-Nya yang menyeluruh terhadap luka kita, bukan hanya pada kemampuan-Nya untuk membereskan luka tersebut.

Tidak Apa-apa Jika Anda Mengalami Tahun Baru yang Tidak Menyenangkan

Kita tahu kekudusan tidak selalu membawa pada kebahagiaan. Namun bagaimana jika ketidakbahagiaan kita itu sendiri bisa menjadi sesuatu yang kudus?

12 Artikel Terpopuler dalam Bahasa Indonesia di Christianity Today Tahun 2024

Temukan topik-topik yang paling diminati oleh pembaca CT dalam Bahasa Indonesia sepanjang tahun ini.

Tuhan Setia dalam Kemenangan dan Keputusasaan

Saya memilih Kamala Harris dan berduka atas kekalahannya. Namun saya ingin menjaga politik tetap pada tempatnya, tunduk kepada Yesus.

Apple PodcastsDown ArrowDown ArrowDown Arrowarrow_left_altLeft ArrowLeft ArrowRight ArrowRight ArrowRight Arrowarrow_up_altUp ArrowUp ArrowAvailable at Amazoncaret-downCloseCloseEmailEmailExpandExpandExternalExternalFacebookfacebook-squareGiftGiftGooglegoogleGoogle KeephamburgerInstagraminstagram-squareLinkLinklinkedin-squareListenListenListenChristianity TodayCT Creative Studio Logologo_orgMegaphoneMenuMenupausePinterestPlayPlayPocketPodcastRSSRSSSaveSaveSaveSearchSearchsearchSpotifyStitcherTelegramTable of ContentsTable of Contentstwitter-squareWhatsAppXYouTubeYouTube