Terang yang Mengubah Segalanya

Hadiah Natal yang sesungguhnya

Christianity Today December 25, 2023
Phil Schorr

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita,
seorang putera telah diberikan untuk kita;
lambang pemerintahan ada di atas bahunya,
dan namanya disebutkan orang:
Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa,
Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Yesaya 9:5

Masa Natal sudah tiba! Bagi anak-anak saya, ini berarti penantian berbagai hadiah. Mereka mulai membuat daftar hadiahnya pada 26 Desember untuk kado Natal tahun berikutnya. Mereka menantikan dan membicarakan hadiah mereka yang akan datang selama berbulan-bulan.

Ketika hadiah-hadiah itu akhirnya tiba, mereka menyambutnya dengan berbagai reaksi—ada yang lebih bersemangat dibandingkan yang lain. Namun satu hal yang tidak pernah gagal adalah ini: Setelah sekitar satu jam, anak-anak saya pergi melakukan sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan dengan hadiah yang telah mereka nanti-nantikan sepanjang tahun. Pemberian-pemberian duniawi, meskipun indah, pada akhirnya tidak memuaskan. Hadiah-hadiah itu hanya membuat kita selalu menginginkannya. Namun ada satu pemberian yang sungguh memuaskan. Satu hadiah yang terus memberi. Sebuah pemberian yang tidak akan pernah mengecewakan kita, yang akan menopang kita, dan selalu ada bagi kita. Pemberian itu adalah Yesus, Sang Terang Dunia.

Yesaya menubuatkan tentang seorang bayi yang akan menyelamatkan dunia. Pewartaan yang mengejutkan ini datang untuk kaum pemberontak di masa yang kelam. Saat itu terjadi perang dan kerusuhan. Tidak ada kedamaian yang bisa ditemukan. Kegelapan terlihat jelas, dan bahkan melampaui keadaan yang dialami Israel. Kegelapan yang mereka alami juga bersifat rohani; itu adalah kegelapan yang kita semua alami sebelum kita mengenal Juru Selamat.

Yesus menggenapi janji-janji Perjanjian Lama tentang datangnya terang dari Yesaya 9:1: “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.”

Ini merupakan janji kabar baik bagi Israel, seperti juga bagi kita saat ini. Terang Dunia telah datang dan jika kita mengikut Dia, kita juga akan berjalan di dalam terang tersebut—kita akan mempunyai terang hidup (1Yoh. 1:7; Yoh. 8:12). Kita tidak perlu takut akan kebinasaan karena kita telah diberi terang serta kebenaran dan tidak lagi berjalan dalam kegelapan. Kita dapat menjadi jujur dan rentan. Kita tidak perlu bersembunyi dari Yesus—kita tidak akan bisa melakukannya sekalipun kita berusaha—karena Dia telah datang untuk memberi kita terang dan sukacita. Nubuatan Yesaya bukan hanya mengenai terang, melainkan juga kemenangan. Akan ada kehidupan yang mulia, sukacita, dan kemenangan bagi umat Allah (Yes. 9:2-4). Dan kita menerima semua ini sebab “seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita” (ay. 5).

Permasalahan Israel zaman dahulu sama dengan permasalahan yang kita hadapi saat ini: pemberontakan, perang, kemarahan, dan perselisihan. Kegelapannya sama. Jika kita memahami hal ini, maka karunia dan keindahan terang itu akan menjadi lebih bersinar.

Kita semua membutuhkan pengharapan Natal—pengharapan akan seorang bayi yang lahir untuk membawa terang yang besar. Kita semua membutuhkan Yesus seperti halnya Israel zaman dahulu, seperti halnya seluruh umat manusia. Semua sama. Setiap kita. Anda dan saya membutuhkan Yesus, hari ini, besok, dan selamanya. Hari ini, kita dapat menikmati Dia dan hidup bersama-Nya di dalam terang.

Renungkan



Pemberian-pemberian duniawi dapat membuat kita tidak puas dan menginginkan lebih, tetapi bagaimana Anda mengalami kepuasan dan pemenuhan yang datang dari pengenalan akan Yesus?

Bagaimana Anda dapat secara aktif merangkul pengharapan Natal dan kehadiran Yesus dalam kehidupan Anda sehari-hari?

Trillia Newbell adalah penulis beberapa buku termasuk 52 Weeks in the Word. Ia juga pembawa acara radio Living by Faith dan direktur akuisisi di Moody Publishers.

Untuk diberi tahu tentang terjemahan baru dalam Bahasa Indonesia, ikuti kami melalui email, Facebook, Twitter, atau Instagram.

Our Latest

News

Wafat: Andar Ismail, Penulis Produktif yang Membuat Teologi Menjadi Sederhana

Dengan seri Selamat karyanya, pendeta Indonesia ini menulis lebih dari 1.000 cerita pendek yang menyoroti kehidupan dan ajaran Yesus.

Kematian karena Swafoto

Kita tidak akan pernah melihat kemuliaan Tuhan jika kita hanya melihat pada diri kita sendiri.

Mengapa Ada Begitu Banyak Teolog yang Marah?

Teologi seharusnya menghasilkan buah Roh, bukan perbuatan daging.

Silsilah Alkitab Memberitakan Kabar Baik

Pohon keluarga Yesus menyampaikan lebih dari sekadar pelajaran sejarah.

Kesengsaraan Perlu menjadi Bagian dalam Khotbah Kita

Matthew D. Kim percaya bahwa membahas tentang penderitaan adalah bagian dari panggilan seorang pengkhotbah.

Apple PodcastsDown ArrowDown ArrowDown Arrowarrow_left_altLeft ArrowLeft ArrowRight ArrowRight ArrowRight Arrowarrow_up_altUp ArrowUp ArrowAvailable at Amazoncaret-downCloseCloseEmailEmailExpandExpandExternalExternalFacebookfacebook-squareGiftGiftGooglegoogleGoogle KeephamburgerInstagraminstagram-squareLinkLinklinkedin-squareListenListenListenChristianity TodayCT Creative Studio Logologo_orgMegaphoneMenuMenupausePinterestPlayPlayPocketPodcastRSSRSSSaveSaveSaveSearchSearchsearchSpotifyStitcherTelegramTable of ContentsTable of Contentstwitter-squareWhatsAppXYouTubeYouTube