Kasih Sebesar Alam Semesta

Pengharapan yang menggetarkan yang muncul dalam hati kita di masa Adven

Christianity Today December 11, 2023
Phil Schorr

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Yohanes 3:16-17

Saya menyukai interaksi antara Nikodemus dan Yesus di Injil Yohanes. Ia menemui Yesus pada malam hari untuk menghindari penghakiman dari rekan-rekannya sesama orang Farisi karena ia ingin punya waktu untuk menanyakan beberapa pertanyaan yang jujur kepada Yesus. Penjaga adat istiadat Yahudi ini ingin mengetahui apa yang membuatnya penasaran tentang pria yang berbicara dengan penuh otoritas ini.

Yesus pun menanggapi keterusterangan Nikodemus dengan begitu sabar dan ramah. Dia mengomunikasikan misi-Nya kepada dunia dengan membingkainya dalam kasih, yang sangat menarik jika kita mengingat bahwa Nikodemus adalah seorang ahli Taurat. Dalam kebaikan-Nya, Yesus menunjukkan kepada Nikodemus bahwa dalam kasih Allah yang sebesar alam semesta, Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya tidak akan dihukum dalam kekekalan yang tanpa Allah.

Kasih macam apa yang Yesus bicarakan di sini? Saya tahu bahwa saya memakai kata “kasih” yang umum untuk menunjukkan kasih sayang saya terhadap sesuatu: Saya suka makanan jenis ini, saya suka pekerjaan saya, saya suka acara TV ini, saya suka hobi saya. Ini adalah salah satu jenis kasih.

Namun melalui Yesus, Allah menyingkapkan jenis kasih yang Ia miliki bagi kita dan dampak apa yang Ia inginkan dari kasih itu terhadap kita: “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah” (1Yoh. 3:1).

Penyingkapan yang besar dari Yesus tentang rancangan dan kedalaman kasih Allah adalah dengan menyebut kita sebagai anak-anak Allah. Namun, itu adalah kasih yang harus dibayar mahal, yang selalu disertai dengan kasih yang paling besar. “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya,” kata Yesus dalam Yohanes 15:13. Ini bukan sekadar kasih sayang, perasaan sayang, atau rasa suka yang khusus bagi kita. Kasih Tuhan kepada kita bahkan lebih dalam dan lebih luas dari pada alam semesta itu sendiri, karena “Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia,” kata Yohanes kepada kita dalam 1 Yohanes 4:16.

Meskipun kita dilahirkan dalam kegelapan yang melingkupi kedalaman jiwa kita, Allah mengutus Yesus untuk menerobos kegelapan dengan cahaya yang cukup terang untuk menerangi jangkauan terjauh di alam semesta. Yesus tidak hanya memaparkan rencana penebusan Allah; Dia juga menyertakan motivasi Allah, yaitu kasih.

Inilah pengharapan yang menggetarkan yang muncul dalam hati kita setiap tahun di masa Adven, ketika kita membayangkan betapa besarnya kasih Allah yang tak terselami bagi kita dalam pribadi dan karya Yesus Kristus.

Renungkan



Nikodemus, seorang ahli Taurat, mencari jawaban dari Yesus dan menemukan pesan mendalam tentang kasih Allah. Yesus membingkai misi-Nya dalam kaitan dengan kasih. Bagaimana hal ini menggugah pemahaman kita akan pengertian budaya umum tentang kasih?

Adven adalah masa untuk menantikan dan merayakan besarnya kasih Allah yang dimanifestasikan dalam diri Yesus Kristus. Bagaimana kita dapat menumbuhkan rasa kagum dan syukur atas kasih Allah yang tak terukur dalam hidup kita?

Ronnie Martin adalah gembala jemaat di Substance Church di Ashland, OH. Ia juga direktur pembaruan pemimpin untuk Harbor Network dan penulis tujuh buku.

Untuk diberi tahu tentang terjemahan baru dalam Bahasa Indonesia, ikuti kami melalui email, Facebook, Twitter, atau Instagram.

Our Latest

Perdukunan di Indonesia

Bolehkah orang Kristen mempraktikkan ‘ilmu putih’ untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan?

News

Wafat: James Dobson, yang Mengajarkan Kaum Injili untuk Berfokus pada Keluarga

Psikolog anak ini menjawab ratusan ribu pertanyaan tentang pengasuhan anak dan mendesak umat Kristen untuk berjuang dalam “perang nilai-nilai” Amerika.

Tuhan Cemburu, tetapi Tidak Pernah Iri Hati

Kita sering memperlakukan dua kata ini sebagai sinonim. Dalam Kitab Suci, keduanya hampir bertolak belakang.

Public Theology Project

Gereja Itu Rapuh—Namun Tak Tergoyahkan

Kita mungkin sedih melihat keadaan gereja, tetapi kita tetap bisa mengasihi dan memperjuangkannya.

Mengapa Kita Sangat Ingin Mengukur Kecerdasan?

Kemampuan manusia untuk bernalar tidak sama dengan AI dalam mengumpulkan informasi.

Tetap Termotivasi dalam Pelayanan (Saat Anda Tidak Merasa Termotivasi)

Ketika pelayanan menjadi rutinitas yang membosankan, motivasi pun mengering. Namun kasih karunia Allah menghidupkan kembali apa yang tidak pernah dapat dihidupkan oleh rasa bersalah dan kerja keras.

Apple PodcastsDown ArrowDown ArrowDown Arrowarrow_left_altLeft ArrowLeft ArrowRight ArrowRight ArrowRight Arrowarrow_up_altUp ArrowUp ArrowAvailable at Amazoncaret-downCloseCloseEmailEmailExpandExpandExternalExternalFacebookfacebook-squareGiftGiftGooglegoogleGoogle KeephamburgerInstagraminstagram-squareLinkLinklinkedin-squareListenListenListenChristianity TodayCT Creative Studio Logologo_orgMegaphoneMenuMenupausePinterestPlayPlayPocketPodcastRSSRSSSaveSaveSaveSearchSearchsearchSpotifyStitcherTelegramTable of ContentsTable of Contentstwitter-squareWhatsAppXYouTubeYouTube