Church Life

Pada Waktu Banjir Besar Terjadi

Pada masa Prapaskah ini, kiranya kita mengingat salib sebagaimana mereka yang mengetahui kedalaman maknanya yang sangat kita butuhkan.

Pada Waktu Banjir Besar Terjadi
Christianity Today March 21, 2025
Illustration by Keith Negley

Mazmur 32

Bertahun-tahun lalu, saya memiliki seorang murid yang bercerita di kelas kami bahwa dia telah menewaskan seorang pengendara sepeda motor dalam sebuah kecelakaan mobil.

Saat itu saya sedang mengajar kelas menulis kreatif. Setiap kali kelas dimulai, kami mengawalinya dengan melihat petunjuk penulisan yang saya tampilkan di layar. Suatu malam setiap minggu, para murid akan datang dan dengan tenang membuka tas ransel mereka. Tidak terdengar suara apa pun selain goresan pena yang pelan di atas kertas. Itu adalah suara yang sudah jarang kita dengar di ruang kelas. Setiap minggu, layar putih besar itu menampilkan petunjuk yang berbeda. Pada suatu minggu, petunjuknya tertulis, “Mereka tidak pernah memperhatikan saya, tetapi saya memperhatikan mereka.” Pada minggu berikutnya tertulis, “Dari semua hal yang telah saya pelajari, inilah yang paling penting.”

Kami saling mengenal satu sama lain dengan baik di kelas itu. Para murid yang mengira mereka adalah penulis yang buruk, akhirnya menemukan kekuatan suara mereka sendiri. Kami belajar dari kehidupan satu sama lain. Kami mengembangkan goresan pena satu demi satu.

Pada suatu minggu, secara khusus, petunjuknya tertulis, “Apakah kamu memaafkan saya?” Saat itulah murid saya membacakan kisahnya tentang kecelakaan mobil yang merupakan kesalahannya, di mana dia telah menewaskan seorang pengendara sepeda motor. Dia mengatakan kepada kami bahwa pengalaman itu telah menghancurkannya. Dia putus sekolah. Dia mengalami depresi berat. Dia menarik diri dari teman-teman dan keluarga serta menghabiskan hampir dua tahun dalam isolasi dan membenci diri sendiri.

Dapatkan pembaruan harian dalam Bahasa Indonesia langsung di ponsel Anda! Bergabunglah dengan kanal WhatsApp kami.

Mazmur 32:3-4 merangkum apa yang ia rasakan. “Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.”

Dia melanjutkan, hidupnya telah diubahkan oleh sebuah pengampunan yang tak terduga. Dia menulis surat kepada orang tua dari pria yang ditabraknya. Dia mengungkapkan kesedihannya atas kecelakaan tersebut dan menceritakan betapa ia sangat berduka atas kehilangan mereka.

Mazmur 32:5 berbunyi, “Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: ‘Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,’ dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.” Pengampunan itulah yang dilakukan oleh orang tua yang putranya ditabrak murid saya. Mereka menulis surat kepada murid saya dan memaafkannya atas kecelakaan itu, tetapi bukan hanya itu yang mereka lakukan. Surat itu juga berisi sebuah undangan. Mereka mengundang murid saya untuk makan malam bersama mereka. Mereka memberinya tempat duduk putra mereka yang telah meninggal. Mereka membuatkan makanan untuknya. Mereka menunjukkan foto-foto kepadanya. Mereka menceritakan kepadanya kisah tentang putra yang mereka cintai. Dan dalam tindakan belas kasih dan kebaikan yang luar biasa ini, murid saya menemukan anugerah dan kesembuhan.

Mazmur 32:1 berbunyi, “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!” Setiap tahun, murid saya akan datang kembali untuk makan malam bersama orang tua dari orang yang telah ditabraknya. Dan setiap tahun, mereka akan membuka rumah mereka, dan kenangan mereka, serta menawarkan pengampunan kepada murid saya.

Saya tidak pernah melupakan kisah ini. Ini merupakan salah satu contoh paling jelas yang pernah saya lihat tentang gambar Allah dalam diri para penyandang gambar-Nya. Pengorbanan orang tua ini mengubahkan kehidupan murid saya selamanya. Mereka kehilangan satu orang putra, namun menemukan kekuatan untuk menebus putra orang lain. Dia kembali ke sekolah. Dia menemui terapis. Dia mengalami penyembuhan dan pemulihan dalam hidupnya, sebab dosanya telah diampuni melalui anugerah yang selalu ditawarkan kepada orang-orang yang mengetahui kedalaman maknanya yang sangat kita butuhkan.

Pada masa Prapaskah ini, kiranya kita semua dapat mengingat salib dengan hati seperti murid saya. Saya harap Anda mengingat Tuhan yang telah mengingat Anda. Saya berharap Anda akan menerima anugerah yang telah diberikan-Nya dengan cuma-cuma.

Mazmur 32:10 mengatakan, “…tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingi-Nya dengan kasih setia.”

Pertanyaan saya hari itu yang ditampilkan di layar berbunyi, “Apakah kamu mengampuni saya?” Pada masa Prapaskah ini, kiranya kita semua mengingat bagaimana Kristus memberikan nyawa-Nya sebagai jawaban atas pertanyaan itu. “Ya,” jawab Tuhan. Kemudian Dia menundukkan kepala-Nya dan mati. Sejak saat itu, gereja terus hidup.

Heather Thompson Day, PhD, adalah pendiri It Is Day Ministries, sebuah organisasi nirlaba yang melatih gereja, para pemimpin, dan kaum awam dengan pendekatan komunikasi yang berpusat pada Injil. Dia telah menulis sembilan buku, termasuk I’ll See You Tomorrow dan What If I’m Wrong?

Diterjemahkan oleh Denny Pranolo.

Untuk diberi tahu tentang terjemahan baru dalam Bahasa Indonesia, ikuti kami melalui emailFacebookTwitterInstagram, atau Whatsapp.

Our Latest

Air mata Natal

Jonah Sage

Kehidupan Yesus dimulai dan diakhiri dengan air mata, supaya melalui kebangkitan, hari-hari kita yang penuh air mata akan dihitung.

Tak peduli betapa pun gelapnya

Russ Ramsey

Betapa pun gelapnya dunia ini, kita dikenal dan diperhatikan oleh Allah yang menciptakan kita dengan begitu ajaib dan mengetahui kebutuhan kita yang terdalam.

Undangan untuk percaya

Barnabas Piper

Ketika seorang peragu yang sedang bergumul lalu membawa keraguannya kepada Yesus dan meminta pertolongan, Yesus tidak menolak atau menghakimi dia atas pergumulannya.

Jadilah Harapan

Chad Bird

Seberapa pun ganasnya raungan kesedihan di tengah malam, duka itu akan merintih dalam kekalahan kala fajar mulai merekah dalam tawa.

Pendeta yang Menyelamatkan Orang-orang dari ‘Tebing Bunuh Diri’ di Jepang

Kazusa Okaya di Shirahama, Jepang

Yoichi Fujiyabu telah menghabiskan tiga dekade membagikan kasih Allah kepada orang-orang yang ingin mengakhiri hidup mereka.

Natal Selalu merupakan Rencana Allah

Yesus tidak datang ke bumi hanya untuk menyelamatkan kita dari dosa, melainkan juga mengundang umat manusia untuk berpartisipasi dalam kehidupan ilahi.

Adven Memanggil Kita Keluar dari Keputusasaan

Joni Eareckson Tada

Duduk dalam kegelapan membantu kita untuk benar-benar menghargai terang.

Apple PodcastsDown ArrowDown ArrowDown Arrowarrow_left_altLeft ArrowLeft ArrowRight ArrowRight ArrowRight Arrowarrow_up_altUp ArrowUp ArrowAvailable at Amazoncaret-downCloseCloseEmailEmailExpandExpandExternalExternalFacebookfacebook-squareGiftGiftGooglegoogleGoogle KeephamburgerInstagraminstagram-squareLinkLinklinkedin-squareListenListenListenChristianity TodayCT Creative Studio Logologo_orgMegaphoneMenuMenupausePinterestPlayPlayPocketPodcastRSSRSSSaveSaveSaveSearchSearchsearchSpotifyStitcherTelegramTable of ContentsTable of Contentstwitter-squareWhatsAppXYouTubeYouTube