Adven untuk Hati yang Berduka

Pengharapan akan pertemuan kembali menolong kita bertahan hingga saat ini

Christianity Today December 13, 2023
Phil Schorr

Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."

Wahyu 21:4-5

Masa Natal tidak selalu penuh dengan keceriaan dan kegembiraan. Bahkan, bisa jadi masa Natal dipenuhi dengan sakit hati, kesedihan, air mata, dan derita. Saya sangat memahami hal ini. Sejak 30 Juni 2021, liburan keluarga saya diwarnai dengan air mata dan kesedihan. Pada hari itu, putri kami yang berusia 20 tahun meninggal dalam kecelakaan mobil yang tragis saat kami pulang liburan bersama. Dalam hitungan detik, anak sulung kami terenggut dari kami.

Kematian menjadi musuh kami. Saya benci kematian—saya lelah meneteskan air mata. Namun, jika hari di bulan Juni itu adalah hari kesedihan saya yang paling besar, maka Wahyu 21 adalah sumber pengharapan dan penghiburan yang terbesar bagi saya. Ini juga dapat menjadi sumber pengharapan dan penghiburan bagi Anda.

Dalam ayat-ayat ini, kita menemukan jaminan kemenangan kekal yang telah dijamin oleh Yesus bagi umat-Nya. Sang Gembala yang penuh kasih ini akan menghapuskan air mata kita dan membasmi dosa, maut, dan iblis untuk selama-lamanya. Itulah yang akan kita dapatkan di masa depan dan yang pasti dialami semua orang yang beriman.

Injil Yesus Kristus tidak hanya mencakup keselamatan jiwa kita. Injil ini mencakup pemulihan dan penebusan segala sesuatu yang hilang pada saat kejatuhan manusia di Kejadian 3. Pemulihan ini mencakup langit yang baru, Yerusalem yang baru, dan tubuh yang disempurnakan yang akan dibangkitkan untuk menghuni bumi baru yang mulia. Kita sangat menantikan transformasi seluruh alam semesta.

Visi tentang apa yang akan datang, yang digambarkan dalam Wahyu 21, akan memiliki kualitas yang baru dan karakter yang lebih unggul daripada yang kita miliki saat ini. Sama seperti teks ini memprediksi akan lenyapnya bumi yang sekarang, teks ini juga berbicara tentang awal yang baru dan mengagumkan. Bumi yang baru ini adalah tempat di mana kerajaan Kristus akan dinyatakan sepenuhnya; di mana Allah sendiri yang akan memerintah sebagai satu-satunya Raja atas segalanya, serta berdiam dalam kedamaian dan kuasa bersama umat-Nya.

Inilah esensi dari keselamatan—sebuah relasi pribadi yang intim dengan Allah sendiri, yang tidak akan berakhir dan untuk selama-lamanya. Tidak akan ada lagi partai-partai politik dan faksi-faksi dalam gereja yang saling bertentangan, karena kita semua akan disatukan untuk bersama-sama menyembah-Nya, melayani-Nya, memerintah bersama-Nya, dan mengelola bersama Dia. Tidak akan ada lagi kematian. Akan ada pekerjaan yang bermakna untuk diselesaikan; akan ada keluarga dan teman-teman untuk ditemani tanpa rasa takut akan perpisahan; akan ada pembelajaran dan eksplorasi dalam kekekalan. Hal ini akan menjadi penggenapan yang terjadi terus-menerus atas hasrat terdalam kita untuk bersatu dengan Tuhan dan sesama orang beriman.

Pengharapan akan hari yang luar biasa itu membantu saya bertahan hingga hari ini, bahkan saat tragedi dalam keluarga kami dan kesedihan saat hari libur terasa sangat berat. Tuhan kita telah hadir di Natal pertama itu dengan penuh kerendahan hati, tetapi Dia akan datang kembali dengan kemenangan yang mutlak. Dahsyatnya visi yang diberikan kepada rasul Yohanes dalam kitab Wahyu ditutup dengan Tuhan berfirman, Ya, Aku datang segera!. Yohanes pun menjawab, bersama dengan setiap hati yang berduka, Amin. Datanglah, Tuhan Yesus!.

Renungkan



Bagaimana janji dalam Wahyu 21:1–6 memberikan pengharapan bagi mereka yang berduka selama masa Natal?

Bagaimana penantian akan langit dan bumi yang baru dapat memengaruhi cara pandang kita terhadap tantangan-tantangan masa kini?

Craig Smith adalah gembala jemaat di The Vail Church.

Untuk diberi tahu tentang terjemahan baru dalam Bahasa Indonesia, ikuti kami melalui email, Facebook, Twitter, atau Instagram.

Our Latest

News

Wafat: Andar Ismail, Penulis Produktif yang Membuat Teologi Menjadi Sederhana

Dengan seri Selamat karyanya, pendeta Indonesia ini menulis lebih dari 1.000 cerita pendek yang menyoroti kehidupan dan ajaran Yesus.

Kematian karena Swafoto

Kita tidak akan pernah melihat kemuliaan Tuhan jika kita hanya melihat pada diri kita sendiri.

Mengapa Ada Begitu Banyak Teolog yang Marah?

Teologi seharusnya menghasilkan buah Roh, bukan perbuatan daging.

Silsilah Alkitab Memberitakan Kabar Baik

Pohon keluarga Yesus menyampaikan lebih dari sekadar pelajaran sejarah.

Kesengsaraan Perlu menjadi Bagian dalam Khotbah Kita

Matthew D. Kim percaya bahwa membahas tentang penderitaan adalah bagian dari panggilan seorang pengkhotbah.

Apple PodcastsDown ArrowDown ArrowDown Arrowarrow_left_altLeft ArrowLeft ArrowRight ArrowRight ArrowRight Arrowarrow_up_altUp ArrowUp ArrowAvailable at Amazoncaret-downCloseCloseEmailEmailExpandExpandExternalExternalFacebookfacebook-squareGiftGiftGooglegoogleGoogle KeephamburgerInstagraminstagram-squareLinkLinklinkedin-squareListenListenListenChristianity TodayCT Creative Studio Logologo_orgMegaphoneMenuMenupausePinterestPlayPlayPocketPodcastRSSRSSSaveSaveSaveSearchSearchsearchSpotifyStitcherTelegramTable of ContentsTable of Contentstwitter-squareWhatsAppXYouTubeYouTube