Sekawanan Gembala

Renungan Adven, 23 Desember 2022.

Kumpulan Renungan Adven 2022.

Kumpulan Renungan Adven 2022.

Christianity Today December 23, 2022
Stephen Crotts

Minggu 4: Imanuel


Saat kita berjalan menyelami peristiwa-peristiwa seputar Kelahiran Yesus, kita merenungkan Inkarnasi. Yesus—Allah yang Perkasa, Raja Damai, Terang Dunia—menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Seperti yang dinubuatkan Yesaya, Ia berarti ”Allah beserta kita.” Yesus adalah Imanuel.

Baca Lukas 2:1–21

Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. LUKAS 2:8

Ketika Karin, istri saya, masih berusia prasekolah, dia memainkan peran sebagai Maria kecil dalam adegan drama Natal. Meskipun itu adalah ide yang menggemaskan, nyatanya ide tentang ada hewan hidup berdiri di samping seorang anak berusia tiga tahun terbukti sangat menakutkan baginya. Dia menangis histeris, tidak mau lagi untuk kembali dalam peran dramanya. Untuk menghiburnya, ayahnya melangkah ke tempat kejadian dan berbaring di lantai di antara dia dan hewan tersebut, membentuk barikade manusia sehingga putrinya merasa aman. Ia menutupi dirinya dengan jerami sehingga pengunjung yang melihat drama tersebut tidak ada yang menyadari kehadirannya.

Ini adalah gambaran yang tegas tentang apa itu penggembalaan. Dalam Lukas 2, para gembala “menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam”—menyoroti bahaya kegelapan yang sebenarnya. Saat itulah para pencuri dan pemangsa menjadi ancaman terbesar. Jadi para gembala menempatkan diri mereka dalam bahaya, melindungi domba-domba dengan nyawa mereka sendiri.

Akan tetapi dalam catatan Lukas tentang kelahiran Yesus, para gembala itu juga menjadi domba. Pada Natal pertama, Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai Gembala yang Baik, yang merawat para gembala itu sendiri sebagai bagian dari kawanan-Nya.

Renungkanlah betapa perhatian Tuhan kepada para gembala mirip dengan gambaran Daud tentang Tuhan sebagai gembala dalam Mazmur 23. Tuhan memenuhi kebutuhan para gembala—kebutuhan yang bahkan mungkin tidak mereka utarakan. Ia menenangkan jiwa mereka melalui seruan malaikat: “Jangan takut.” Ia memimpin mereka di jalan kebenaran langsung ke palungan. Ia menunjukkan bahwa Ia hadir bersama mereka dengan cara yang paling sederhana dan menyenangkan: sebagai bayi di palungan. Ia memulihkan jiwa mereka dengan sebuah pesan pengharapan dan penerimaan—pesan yang ternyata persis “dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.” Ia mengisi cawan mereka hingga meluap dengan pujian “karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat.” Ia tidak hanya memenuhi kebutuhan mereka; Ia mengurapi kepala mereka dengan minyak sukacita. Ia menunjukkan kepada mereka kebajikan dan kemurahan yang pasti tetap ada bersama mereka di sepanjang hidup.

Untuk diberi tahu tentang terjemahan baru dalam Bahasa Indonesia, ikuti kami melalui email, Facebook, Twitter, atau Telegram.

Saya membutuhkan perhatian seperti itu. Sebagai seorang pendeta, saya bersyukur atas pengingat ini bahwa para gembala juga merupakan bagian dari kawanan. Saya berterima kasih kepada Juruselamat yang mengenal baik para domba-Nya yang mudah gelisah. Ia mempertaruhkan nyawa-Nya di antara jerami, menempatkan diri-Nya di antara kita dan segala bahaya.

Dan saya bersyukur bahwa ketika jiwa kita yang gelisah membutuhkan pemeliharaan, Tuhan masih mengucapkan perkataan damai di bumi dengan suara yang dapat dikenali, suara dari Gembala kita yang baik. Itu sungguh kabar baik yang sangat menggembirakan bagi semua orang.

J.D. Peabody menggembalakan gereja New Day Church in Federal Way, Washington, dan merupakan penulis Perfectly Suited: The Armor of God for the Anxious Mind.

Renungkan Lukas 2:1–21.
Opsional: Baca juga Mazmur 23 dan Yohanes 10:2–4, 11, 14.


Bagaimana Anda melihat pemeliharaan Tuhan—dan karakter Tuhan—dalam catatan kisah para gembala? Apa yang diajarkan dari kisah ini bagi Anda tentang Yesus?

Diterjemahkan oleh David A. Aden.

Our Latest

News

Wafat: Andar Ismail, Penulis Produktif yang Membuat Teologi Menjadi Sederhana

Dengan seri Selamat karyanya, pendeta Indonesia ini menulis lebih dari 1.000 cerita pendek yang menyoroti kehidupan dan ajaran Yesus.

Kematian karena Swafoto

Kita tidak akan pernah melihat kemuliaan Tuhan jika kita hanya melihat pada diri kita sendiri.

Mengapa Ada Begitu Banyak Teolog yang Marah?

Teologi seharusnya menghasilkan buah Roh, bukan perbuatan daging.

Silsilah Alkitab Memberitakan Kabar Baik

Pohon keluarga Yesus menyampaikan lebih dari sekadar pelajaran sejarah.

Kesengsaraan Perlu menjadi Bagian dalam Khotbah Kita

Matthew D. Kim percaya bahwa membahas tentang penderitaan adalah bagian dari panggilan seorang pengkhotbah.

Apple PodcastsDown ArrowDown ArrowDown Arrowarrow_left_altLeft ArrowLeft ArrowRight ArrowRight ArrowRight Arrowarrow_up_altUp ArrowUp ArrowAvailable at Amazoncaret-downCloseCloseEmailEmailExpandExpandExternalExternalFacebookfacebook-squareGiftGiftGooglegoogleGoogle KeephamburgerInstagraminstagram-squareLinkLinklinkedin-squareListenListenListenChristianity TodayCT Creative Studio Logologo_orgMegaphoneMenuMenupausePinterestPlayPlayPocketPodcastRSSRSSSaveSaveSaveSearchSearchsearchSpotifyStitcherTelegramTable of ContentsTable of Contentstwitter-squareWhatsAppXYouTubeYouTube