Ideas

Kami Gagal Melindungi Karyawan Kami

President & CEO

Bagaimana sebuah organisasi—yaitu organisasi kami—telah salah dalam menanggapi pelecehan seksual. Dan bagaimana kami dapat menjadi lebih baik.

Christianity Today August 31, 2022
Illustration by Christianity Today / Source Images: Vandervelden / Getty

Saya bergabung dengan Christianity Today sebagai presiden dan CEO pada Mei 2019. Pada bulan Agustus di tahun yang sama, hal yang menarik perhatian saya adalah bahwa salah satu pemimpin redaksi kami telah memperlakukan reporter wanitanya secara tidak profesional, dengan memberikan sentuhan yang tidak diinginkan meskipun telah berulang kali dikomunikasikan bahwa perilaku tersebut salah, tidak diinginkan, dan perlu dihentikan. Saya mengumpulkan lebih banyak informasi tentang sejarah dari isu ini, dan jelas bahwa insiden sebelumnya dengan individu tersebut telah ditangani terutama melalui percakapan empat mata.

Tanpa peringatan tertulis dalam berkas, pilihan kami pada Agustus 2019 terbatas. Kami mendisiplinkan dia, kami mendokumentasikannya, dan kami memperingatkannya bahwa dia akan diskors atau dipecat jika hal tersebut terulang kembali. Tidak ada tuduhan lain lagi tentang sentuhan yang tidak diinginkan atau perilaku tidak pantas lainnya yang muncul antara waktu itu dan masa pensiunnya.

Namun, pada bulan September 2021, dua karyawan wanita yang masih bekerja bagi kami menemui saya dan redaktur eksekutif CT, Ted Olsen. Mereka memaparkan narasi yang lebih utuh mengenai perilaku individu tersebut, yang berlangsung bertahun-tahun lamanya dan berlanjut bahkan setelah dirinya pensiun.

Kami sangat menghargai para wanita ini dan sangat sedih mendengar cerita mereka. Mereka mendeskripsikan komentar-komentar yang sangat tidak pantas dan sentuhan yang tidak diinginkan yang membuat mereka merasa tidak dihargai, dianggap sebagai objek, dan tidak aman. Kami segera menanggapinya dengan berduka bersama mereka, berterima kasih atas keberanian mereka, dan berkomitmen untuk melakukan pemeriksaan yang sangat ketat terhadap kesalahan kami sebagai sebuah lembaga pelayanan dan apa yang harus kami lakukan secara berbeda ke depan.

(Kami juga mengetahui narasi kedua, juga bertahun-tahun yang lalu, di mana karyawan CT lainnya, yang bekerja di bidang periklanan, didakwa melakukan kejahatan seksual di luar tempat kerja dan dipecat dari CT segera setelahnya. Kami ingin menilik apakah kami juga seharusnya melakukan lebih dalam kasus tersebut.)

Berkomitmen untuk berubah

Dihadapkan dengan keseluruhan dari narasi-narasi ini, dan berkomitmen untuk berubah, kami mengajak para wanita yang membuat laporan tersebut untuk menjadi bagian dari pembentukan respons institusional. Sangatlah penting bagi kami bahwa mereka harus memiliki suara, dan mereka telah berbicara dalam proses tersebut dengan kebijaksanaan, kepedulian, dan integritas.

Kami juga segera menghubungi Rachael Denhollander, seorang pengacara yang telah terbukti menjadi sumber kebijaksanaan yang tak ternilai untuk masalah ini. Ia telah memberikan dukungan kepada para karyawan kami dan wawasan tentang proses yang harus kami ikuti. Saya memberi tahu dewan direksi CT tentang situasi ini. Dewan mendukung tindakan tegas.

Atas rekomendasi Denhollander, kami meminta jasa Guidepost Solutions, sebuah perusahaan terkemuka yang membantu organisasi-organisasi menetapkan praktik-praktik terbaik terkait dengan pencegahan pelecehan dan perbuatan tak senonoh, kepatuhan, pemantauan, dan investigasi. Guidepost melakukan penilaian independen terhadap pelayanan dan respons kami atas tuduhan-tuduhan yang kami terima. Kami juga ingin mengetahui apakah ada masalah yang lebih luas terkait pelecehan atau penyalahgunaan kekuasaan di CT dan bagaimana kami dapat mengembangkan budaya, kebijakan, dan praktik-praktik sehingga pelecehan dapat dicegah, diidentifikasi, diselidiki, dan didisiplin sebagaimana mestinya.

Sedikit yang dapat kami katakan secara terbuka sebelum penilaian ini selesai. Kami tidak ingin membelokkan atau menghalang-halangi pekerjaan Guidepost, dan kami memegang kewajiban kerahasiaan kepada karyawan kami, baik yang masih bekerja dengan kami maupun yang sudah tidak bekerja lagi. Akan tetapi kami berkomitmen dari awal bahwa kami akan memublikasikan penilaian Guidepost. Kami merasakan tanggung jawab yang besar untuk bertindak se-transparan mungkin terkait apa yang kami pelajari dan bagaimana kami berniat untuk bertindak ke depannya.

Mengapa transparansi ini penting? Kami berutang kepada para wanita yang terlibat untuk mengatakan bahwa kami percaya cerita mereka dan kami sangat menyesal pelayanan ini gagal menciptakan lingkungan di mana mereka dapat diperlakukan dengan hormat dan dengan bermartabat.

Kami juga berutang kepada para pembaca kami, karyawan kami, dan gereja. Christianity Today sebagai sebuah pelayanan hadir untuk melayani gereja, dan salah satu cara kami melayani gereja adalah dengan menjaga akuntabilitas pelayanan agar sesuai dengan tujuan iman kita. Dengan demikian, kami juga harus memegang standar yang tertinggi. Ketika kami gagal memenuhi standar tersebut, kami harus menunjukkan transparansi, akuntabilitas, dan pengakuan. Ketika begitu banyak gereja dan pelayanan bergumul dengan isu pelecehan dan hubungan yang tidak pantas antara pria dan wanita di tempat kerja, mungkin cara terbaik kami dapat melayani gereja di masa ini adalah dengan menjadi se-terbuka mungkin di sepanjang perjalanan kami dan mengundang orang lain untuk belajar bersama kami.

Sebuah penilaian yang komprehensif

Atas dasar komitmen tersebut, hari ini kami menerbitkan laporan penilaian yang dibuat oleh Guidepost. Guidepost telah melakukan survei terhadap karyawan yang masih bekerja dengan kami, melakukan wawancara dengan mereka dan juga mantan karyawan, serta memeriksa banyak dokumen.

Kami bersyukur bahwa Guidepost, seperti yang dinyatakan dalam laporan, “tidak menemukan masalah pelecehan atau penyalahgunaan kekuasaan yang menjalar di CT.” Akan tetapi kami menyesali area-area di mana respons institusional kami sangat tidak cukup, dan kami berterima kasih kepada Guidepost karena mengidentifikasi apa yang harus kami lakukan secara berbeda untuk selanjutnya.

Bersamaan dengan penilaian Guidepost, kami juga mengundang Daniel Silliman, redaktur berita CT, untuk mempertimbangkan penulisan laporan atas situasi pelayanan kami seperti yang telah dia tulis dengan sangat baik terhadap pelayanan-pelayanan lain. Kami mengizinkan Daniel dan redaktur berita senior kami, Kate Shellnutt, untuk mengevaluasi secara independen apakah ini adalah laporan yang akan diterbitkan CT jika keadaan yang sama terjadi dalam gereja atau pelayanan lain. Mereka memutuskan jawabannya adalah iya.

Penyelidikan Daniel berjalan paralel dengan penilaian Guidepost, tanpa mencampurkan keduanya. Untuk Daniel atau Kate, kami tidak menyediakan dokumen yang secara hukum tidak dapat kami bagikan kepada karyawan kami sendiri, dan pertama kalinya mereka melihat laporan Guidepost adalah saat diterbitkan hari ini. Namun, kami telah mengundang mereka untuk menelusuri berita ini ke mana pun arahnya.

Baik saya maupun anggota tim eksekutif lainnya di Christianity Today tidak memberikan masukan untuk laporan mereka. Kami juga tidak akan melihat laporan tersebut sebelum diterbitkan. Kami percaya pada daya jurnalisme untuk menyingkapkan kebenaran dan mendorong akuntabilitas, dan kami harus mempertahankan standar tinggi yang sama dengan pelayanan-pelayanan lainnya. Kami akan menautkan laporan Daniel di sini segera setelah diterbitkan.

Yang kami pelajari

Lalu, apa yang telah kami pelajari? Penilaian Guidepost penuh dengan rekomendasi-rekomendasi luar biasa yang akan membantu gereja, pelayanan, atau bisnis mana pun juga. Kami mendorong semua orang untuk membacanya.

Untuk Christianity Today, dengan ini kami berkomitmen secara terbuka untuk menerapkan enam rekomendasi berprioritas tinggi yang diberikan Guidepost di halaman 5 dan 6 dalam laporannya. Kami juga berkomitmen untuk melaporkan kepada pembaca kami tentang perkembangan pelayanan kami melalui editorial lain dalam enam bulan ke depan. Namun, selain rincian (penting) kebijakan dan proses, izinkan saya menekankan tiga poin yang kami langsung pelajari.

Pertama, pelayanan kami dikalahkan dengan godaan untuk berusaha menjelaskan perilaku yang tidak pantas sebagai kesalahpahaman—kesalahpahaman antara pria dan wanita, atau kesalahpahaman antar-generasi yang berbeda, yang memiliki ekspektasi berbeda atas perilaku yang pantas di tempat kerja. Dengan kata lain, seperti yang diungkapkan dengan sangat baik oleh Guidepost, kami terlalu menekankan niat pelaku dan meremehkan dampaknya pada penerimanya.

Menelaah niat selalu merupakan usaha yang dapat dipertanyakan, tetapi pelecehan seksual adalah pelecehan seksual terlepas dari apakah hal itu bermotivasi seksual atau tidak. Hal tersebut membuat orang yang menerimanya merasa dijadikan objek, dimanipulasi, dan diperlakukan dengan salah karena jenis kelaminnya. Daripada mengatakan, “Dia tidak benar-benar bermaksud apa-apa dengan itu,” kita seharusnya mendengar, “Namun itu berarti rasa sakit dan penghinaan baginya.” Dulu seharusnya kami menanggapi dengan lebih tegas untuk melindungi rekan kerja kami dan untuk mengomunikasikan bahwa perilaku seperti itu akan segera ditindak tegas dengan pemutusan hubungan kerja.

Kedua, representasi itu penting. Lebih dari setengah karyawan CT adalah perempuan. Lebih dari setengah anggota staf redaksi adalah perempuan, termasuk beberapa orang dengan posisi kepemimpinan jenjang menengah. Namun pimpinan tertinggi pelayanan ini dan tim redaktur CT didominasi oleh laki-laki. Kami melihat dalam diri kami sendiri apa yang telah kami lihat di banyak organisasi lain: Keputusan yang menyangkut kepentingan perempuan jarang dibuat dengan bijaksana ketika perempuan memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki suara dalam keputusan-keputusan tersebut.

CT saat ini memiliki satu orang wanita dalam jajaran tim eksekutif (setelah kehilangan seorang yang lain yang baru saja pensiun). Kami berencana untuk memiliki tiga orang wanita di tim eksekutif sebelum akhir tahun dan terus berusaha menuju representasi dan keragaman yang lebih baik dalam kepemimpinan dan staf pelayanan ini di tahun-tahun mendatang. Terlebih lagi, karena wanita-wanita berbakat adalah jantung dari pelayanan kami, kami akan menelaah cara-cara lain di mana kami dapat memastikan bahwa karyawan wanita kami dihargai dan berkembang dalam pekerjaan mereka.

Dan ketiga, komunikasi adalah hal yang terpenting. Staf kami perlu mendengar dari pimpinan CT dengan jelas dan konsisten bahwa pelanggaran seksual tidak akan ditoleransi dan bahwa pelapor pelanggaran atau pelecehan akan diterima dengan penuh kasih dan perhatian. Kami mungkin dapat menghindari banyak masalah, baik bagi para korban maupun pelayanan ini, jika kami sebelumnya telah menawarkan mekanisme pelaporan yang independen dan anonim, serta jika kami sebelumnya lebih berkomitmen pada proses formal disiplin dan prosedur dokumentasi.

Berkomitmen pada kebenaran

Kami berdoa agar transparansi atas kesalahan-kesalahan kami akan membantu organisasi-organisasi lain menghindari kesalahan mereka sendiri.

Kami mengantisipasi, terutama di masa hiperpolarisasi ini, bahwa kami akan menerima kritik untuk hal ini. Kami menyambut masukan. Namun, ada dua kritik yang mungkin ingin saya sampaikan terlebih dahulu.

Satu jenis kritik mungkin mengatakan bahwa penyingkapan ini akan melemahkan pelaporan kami tentang kasus-kasus pelanggaran gereja ataupun pelayanan. Saya tidak percaya demikian halnya. Tim pelaporan berita di Christianity Today telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, baik baru-baru ini maupun dari dahulu, untuk meminta pertanggungjawaban beberapa pelayanan dengan pengaruh yang paling kuat ketika mereka gagal memenuhi panggilan mereka. Apa yang akan merusak kredibilitas kami adalah jika kami menunjukkan bahwa kami hanya berkomitmen pada kebenaran secara selektif karena kami berusaha untuk melindungi diri kami sendiri melalui penyembunyian dosa di rumah kami sendiri.

Kami telah melihat terlalu banyak kasus di mana organisasi-organisasi Kristen menutup-nutupi kegagalan mereka karena mereka percaya bahwa misi yang mereka layani terlalu penting untuk digulingkan oleh beberapa orang-orang yang terluka. Argumen ini sangat menggoda tetapi jelas salah. Kami tidak dapat mencintai banyak orang dengan bersikap kejam kepada segelintir orang. Kami tidak dapat melayani kebenaran dengan menutup-nutupinya. Karena kami lebih berkomitmen pada kerajaan Allah daripada kepentingan institusional kami sendiri, maka kami harus jujur dengan kegagalan kami dan membagikan apa yang kami pelajari darinya. Kami tetap berkomitmen untuk jurnalisme dengan standar yang ketat baik untuk diri kami sendiri maupun untuk orang lain.

Jenis kritik lainnya mungkin mengatakan bahwa kami tunduk pada feminisme radikal dan bereaksi berlebihan terhadap perilaku yang tidak benar-benar berbahaya. Kami tidak mengetahui adanya pelecehan seksual, penyerangan, upaya quid pro quo, atau sejenisnya di dalam pelayanan kami. Bagaimanapun, perilaku salah yang kami ketahui sudah berlangsung lama meski telah ditegaskan bahwa hal itu tidak dapat diterima dan perlu dihentikan. Para wanita yang kami junjung tinggi telah terluka karena kami melakukan kurang dari yang dituntut atas dasar cinta kami. Pelecehan itu sendiri membuat mereka merasa seolah-olah martabat mereka sebagai wanita, kedudukan mereka sebagai profesional, dan kemampuan mereka untuk merasa aman dan dihargai di tempat kerja direnggut dari mereka. Hal ini sangat berbahaya, tidak hanya bagi dua orang wanita yang mengajukan laporan mereka pada September 2021, tetapi juga bagi wanita lainnya. Mereka dibiarkan bertanya-tanya apakah kami benar-benar ada di pihak mereka. Kami berduka bersama-sama mereka, mengakui dosa kami, dan memohon pengampunan mereka.

Sebagai penutup, kami kembali mendorong Anda untuk membaca penilaian Guidepost dan membaca laporan independen Daniel Silliman saat diterbitkan. Kami berharap gereja dapat sesering mungkin mengambil manfaat dari hal-hal yang kami lakukan dengan baik. Kami jujur menceritakan hal-hal yang telah kami lakukan dengan buruk. Jika gereja dapat memperoleh manfaat melalui yang kami bagikan ini, maka biarlah segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Bagaimanapun juga, kemuliaan Tuhanlah dan bukan kemuliaan kami sendiri, yang menjadi inti dari semua hal yang kami lakukan.

Tim Dalrymple adalah presiden, CEO, dan pemimpin redaksi Christianity Today.

Diterjemahkan oleh Ivan K. Santoso.

Untuk diberi tahu tentang terjemahan baru dalam Bahasa Indonesia, ikuti kami melalui email, Facebook, Twitter, atau Telegram.

Our Latest

Laporan Lausanne: Sebagian Besar Misionaris Menjangkau yang Sudah Terjangkau

Laporan Keadaan Amanat Agung (The State of the Great Commission) menelaah tantangan dan peluang di tengah lanskap misi yang terus berubah.

Ketika Pelayanan Melukai Keluarga Anda

Nasihat yang berasal dari pengalaman sulit untuk menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan Tuhan.

Saya Menemukan Penghiburan dalam Pahlawan Ilahi

Sebuah mazmur yang mencengangkan mengubah pandangan saya tentang kehadiran Allah selama masa-masa pencobaan.

Gereja Adalah Keluarga, Bukan Acara

Alkitab menyebut sesama orang Kristen sebagai “saudara laki-laki dan perempuan,” tetapi seberapa sering kita memperlakukan mereka sebagai keluarga?

News

Wafat: Andar Ismail, Penulis Produktif yang Membuat Teologi Menjadi Sederhana

Dengan seri Selamat karyanya, pendeta Indonesia ini menulis lebih dari 1.000 cerita pendek yang menyoroti kehidupan dan ajaran Yesus.

Kematian karena Swafoto

Kita tidak akan pernah melihat kemuliaan Tuhan jika kita hanya melihat pada diri kita sendiri.

Apple PodcastsDown ArrowDown ArrowDown Arrowarrow_left_altLeft ArrowLeft ArrowRight ArrowRight ArrowRight Arrowarrow_up_altUp ArrowUp ArrowAvailable at Amazoncaret-downCloseCloseEmailEmailExpandExpandExternalExternalFacebookfacebook-squareGiftGiftGooglegoogleGoogle KeephamburgerInstagraminstagram-squareLinkLinklinkedin-squareListenListenListenChristianity TodayCT Creative Studio Logologo_orgMegaphoneMenuMenupausePinterestPlayPlayPocketPodcastRSSRSSSaveSaveSaveSearchSearchsearchSpotifyStitcherTelegramTable of ContentsTable of Contentstwitter-squareWhatsAppXYouTubeYouTube