Sang Bayi yang adalah Raja

Renungan Adven, 18 Desember 2021.

Christianity Today December 18, 2021

Untuk mengunduh kumpulan renungan “Berita Injil di Masa Adven,” klik di sini.

Minggu Adven 3: Pengorbanan & Keselamatan


Tuhan berbicara melalui para nabi di Perjanjian Lama, menggunakan kata-kata puitis dan penggambaran, untuk mengutarakan pengharapan akan keselamatan. Minggu ini, kita merenungkan nubuatan-nubuatan yang menunjuk kepada Mesias—sang Hamba, Terang, Pribadi yang dijanjikan Allah dan yang dirindukan oleh umat-Nya.

Baca Yesaya 9:5–6

Dalam pengalaman saya, menonton film kartun adalah bagian yang penting dari peran saya sebagai ayah bagi tiga anak laki-laki. Boss Baby adalah salah satu film tersebut. Film ini menggambarkan seorang bayi yang “sudah dewasa” dan terus memerintah saudara laki-lakinya yang berusia tujuh tahun tanpa diketahui oleh orang tuanya.

Ironinya, Yesaya 9:5–6 adalah penjajaran yang serupa: seorang bayi baru lahir yang “sudah dewasa.” Yesaya menggambarkan pribadi yang dijanjikan ini sebagai anak yang baru lahir, seorang pemimpin pemerintahan, “Penasihat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai.”

Kesaksian yang menakjubkan dari teks nubuatan ini adalah bahwa Yesuslah pribadi dari semua sebutan ini, dan bahkan lebih banyak lagi. Yesus, lahir sebagai anak manusia, sepenuhnya manusia dan sepenuhnya ilahi: Manusia-Allah, sang Bayi yang adalah Raja.

Saat itu Yesaya sedang berbicara kepada komunitas Yahudi yang berkecil hati, meraba-raba dalam kegelapan, berharap menemukan jalan yang membebaskan mereka dari “kesesakan dan kegelapan, kesuraman yang mengimpit” (8:22). Dalam konteks ini, ia bernubuat, “Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya” (9:6). Referensi pada tahta Daud ini memperdengarkan kembali janji Tuhan kepada Daud: “…Aku akan membangkitkan keturunanmu,…Aku akan mengokohkan kerajaannya…Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya" (2Sam. 7:12–13). Tuhan adalah Allah yang memelihara kovenan-Nya. Dan tidak ada yang akan menghalangi janji ini: “Semangat TUHAN alam semesta, yang meluap-luap bagi umat-Nya akan membuat semua hal ini terjadi” (Yes. 9:6, AVB). Tuhan bersemangat menjaga kovenan Dia dengan umat-Nya.

Tuhan juga bersemangat dan bergairah tentang Injil. Kabar baik dari Yesus yang menjadi manusia adalah bahwa di dalam Kristus tidak ada lagi kegelapan (Yes. 9:1; Yoh. 1:4–5, 14).

Tuhan sedang bekerja, di seluruh dunia, di setiap benua dan bangsa, menyingkapkan kegelapan melalui kuasa kedatangan Kristus yang pertama dan kedatangan-Nya yang kedua akan segera terjadi. Inkarnasi Yesus ke dalam dunia menandakan suatu hari baru, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita” (Yes. 9:5)!

Inilah Kabar Baik, yaitu Injil, yang harus kita bagikan kepada dunia. Terang telah datang; Terang itu adalah Yesus! Kita tidak lagi hidup di dalam kegelapan dan kita bisa membagikan terang ini kepada dunia yang perlu mendengar tentang “Allah yang Perkasa,” sang “Raja Damai” kita. Kiranya kita memproklamirkan hal ini dengan bebas: Yesus, sang Bayi yang adalah Raja, hadir di sini, dan Ia ingin memerintah di dalam hatimu.

Matthew D. Kim adalah profesor Preaching and Practical Theology-George F. Bennett, di Gordon-Conwell Theological Seminary dan penulis buku Preaching to People in Pain.

Renungkan Yesaya 9:5–6. (Opsi: Renungkan juga Yohanes 1:14)


Bagaimana janji ini mengarah pada prinsip inti Injil?
Aspek manakah dari nubuatan ini yang menarik perhatian Anda?
Mengapa demikian?
Berdoalah, pujilah Kristus untuk setiap aspek identitas-Nya yang dijelaskan dalam Yesaya 9:5–6.

Diterjemahkan oleh: Helen Emely

Our Latest

News

Wafat: Andar Ismail, Penulis Produktif yang Membuat Teologi Menjadi Sederhana

Dengan seri Selamat karyanya, pendeta Indonesia ini menulis lebih dari 1.000 cerita pendek yang menyoroti kehidupan dan ajaran Yesus.

Kematian karena Swafoto

Kita tidak akan pernah melihat kemuliaan Tuhan jika kita hanya melihat pada diri kita sendiri.

Mengapa Ada Begitu Banyak Teolog yang Marah?

Teologi seharusnya menghasilkan buah Roh, bukan perbuatan daging.

Silsilah Alkitab Memberitakan Kabar Baik

Pohon keluarga Yesus menyampaikan lebih dari sekadar pelajaran sejarah.

Kesengsaraan Perlu menjadi Bagian dalam Khotbah Kita

Matthew D. Kim percaya bahwa membahas tentang penderitaan adalah bagian dari panggilan seorang pengkhotbah.

Apple PodcastsDown ArrowDown ArrowDown Arrowarrow_left_altLeft ArrowLeft ArrowRight ArrowRight ArrowRight Arrowarrow_up_altUp ArrowUp ArrowAvailable at Amazoncaret-downCloseCloseEmailEmailExpandExpandExternalExternalFacebookfacebook-squareGiftGiftGooglegoogleGoogle KeephamburgerInstagraminstagram-squareLinkLinklinkedin-squareListenListenListenChristianity TodayCT Creative Studio Logologo_orgMegaphoneMenuMenupausePinterestPlayPlayPocketPodcastRSSRSSSaveSaveSaveSearchSearchsearchSpotifyStitcherTelegramTable of ContentsTable of Contentstwitter-squareWhatsAppXYouTubeYouTube