Lihatlah Anak Domba Allah

Renungan Adven, 11 Desember 2021.

Christianity Today December 11, 2021

Untuk mengunduh kumpulan renungan “Berita Injil di Masa Adven,” klik di sini.

Minggu Adven 2: Dosa & Penebusan


Yohanes Pembaptis memiliki peran yang krusial dalam mempersiapkan orang-orang menyambut sang Mesias. Minggu ini, kita memikirkan apa yang Kitab Suci katakan tentang tujuan Yohanes. Kita merenungkan bagaimana pengajaran-pengajarannya tentang dosa dan pertobatan dapat menyentuh kehidupan pemuridan kristiani kita.

Baca Yohanes 1:29–34

Perjanjian Lama penuh dengan para gembala. Abraham adalah seorang gembala, seperti halnya Yakub dan Rahel, serta Musa, raja Daud, dan nabi Amos. Penggembalaan adalah pekerjaan penting karena komunitas umat Allah dalam Perjanjian Lama membutuhkan domba. Mereka membutuhkan anak domba, anak domba yang banyak, untuk memenuhi kebutuhan kurban kepada Tuhan.

Pikiran tentang pembantaian anak domba yang tampaknya tak berujung itu bisa meresahkan bagi kita. Bayangkan betapa meresahkannya bagi mereka yang berpartisipasi dalam persembahan berdarah ini! Namun karena dosa, Tuhan menuntut pengorbanan.

Ia menuntut persembahan seekor anak domba. Tetapi bukan sembarang anak domba.

Anak domba itu harus bersih, tanpa cacat atau cela (Im. 22:21-22). Dengan kata lain, anak domba itu haruslah sempurna.

Meskipun umat Tuhan ditugaskan untuk memilih anak domba yang paling sempurna, anak-anak domba itu tidak pernah cukup sempurna. Pengorbanan anak-anak domba itu menutupi dosa, tetapi mereka tidak pernah benar-benar bisa menghapusnya (Ibr. 10:4).

Setiap tangisan anak domba yang dikorbankan di Perjanjian Lama, dalam beberapa hal merupakan tangisan kerinduan akan Anak Domba Allah yang benar-benar sempurna.

Seruan ini berlanjut dari generasi ke generasi sampai suatu hari, Yohanes Pembaptis melihat Yesus berjalan ke arahnya dan mendeklarasikan, “Lihat, Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia!” (Yoh. 1:29). Pada saat itulah, Yohanes Pembaptis menjawab pertanyaan tajam yang diajukan Ishak kepada ayahnya, Abraham, yang bergema selama berabad-abad: “Di mana anak domba itu?” Abraham telah menjawab Ishak, “Allah sendiri yang akan menyediakan anak domba itu” (Kej. 22:7-8).

Pada tepi sungai itu, Yohanes Pembaptis menyatakan Yesus sebagai Anak Domba yang disediakan Allah, sesuai janji-Nya. Lihatlah, Anak Domba Allah yang sempurna, yang tak bernoda dan tak bercacat (lih. 1Ptr. 1:18–19).

Kita tidak mencari anak domba lagi. Ia telah datang. Yesus Kristus adalah Anak Domba yang dikorbankan—disalibkan—menggantikan kita (1Kor. 5:7). Ia adalah Anak Domba yang “tertikam oleh karena pemberontakan kita” dan “diremukkan oleh karena kejahatan kita” (Yes. 53:5). Yesus adalah Anak Domba, satu-satunya Anak Domba, yang sekali dan untuk selamanya berkorban karena dosa-dosa kita (Ibr. 10:12).

Yohanes memberi kesaksian tentang fakta bahwa Yesus adalah “Anak Allah” (Yoh. 1:34).

Bayi yang telah lahir, yang dinyatakan oleh Yohanes, juga adalah “Anak Domba, yang telah disembelih” (Why. 13:8). Hari ini, ketika kita menyembah Tuhan, kiranya kita menggemakan kata-kata kenabian dari Yohanes: Lihatlah Anak domba Allah!

Anthony J. Carter adalah gembala jemaat dari East Point Church di East Point, Georgia. Ia merupakan penulis dari beberapa buku, di antaranya Dying to Speak dan Running from Mercy.

Baca Yohanes 1:29–34. (Opsi: Renungkan juga Yoh. 1:6–8; 1Kor. 5:7;
1Ptr. 1:18–19.)


Bagaimana ajaran Yohanes tentang dosa dan pertobatan berhubungan dengan kesaksiannya tentang Yesus?
Bagaimana respons Anda terhadap Yesus ketika Anda merenungkan identitas-Nya sebagai Anak Domba Allah?

Diterjemahkan oleh: Joseph Lebani

Our Latest

Ringkasan Penelitian: 6 Poin Penting tentang Manfaat Bersyukur

Stefani McDade

Semakin banyak akademisi yang mempelajari praktik mengucap syukur. Inilah yang mereka sampaikan.

Bersyukur Mengubah Keinginan Kita

Kent Dunnington dan Ben Wayman

Orang Kristen menyembah Pemberi yang aneh, yang mengaruniakan pemberian-pemberian yang aneh dengan cara yang aneh.

Air mata Natal

Jonah Sage

Kehidupan Yesus dimulai dan diakhiri dengan air mata, supaya melalui kebangkitan, hari-hari kita yang penuh air mata akan dihitung.

Tak peduli betapa pun gelapnya

Russ Ramsey

Betapa pun gelapnya dunia ini, kita dikenal dan diperhatikan oleh Allah yang menciptakan kita dengan begitu ajaib dan mengetahui kebutuhan kita yang terdalam.

Undangan untuk percaya

Barnabas Piper

Ketika seorang peragu yang sedang bergumul lalu membawa keraguannya kepada Yesus dan meminta pertolongan, Yesus tidak menolak atau menghakimi dia atas pergumulannya.

Jadilah Harapan

Chad Bird

Seberapa pun ganasnya raungan kesedihan di tengah malam, duka itu akan merintih dalam kekalahan kala fajar mulai merekah dalam tawa.

Apple PodcastsDown ArrowDown ArrowDown Arrowarrow_left_altLeft ArrowLeft ArrowRight ArrowRight ArrowRight Arrowarrow_up_altUp ArrowUp ArrowAvailable at Amazoncaret-downCloseCloseEmailEmailExpandExpandExternalExternalFacebookfacebook-squareGiftGiftGooglegoogleGoogle KeephamburgerInstagraminstagram-squareLinkLinklinkedin-squareListenListenListenChristianity TodayCT Creative Studio Logologo_orgMegaphoneMenuMenupausePinterestPlayPlayPocketPodcastRSSRSSSaveSaveSaveSearchSearchsearchSpotifyStitcherTelegramTable of ContentsTable of Contentstwitter-squareWhatsAppXYouTubeYouTube