10 Cara yang Menyegarkan untuk Membaca Alkitab Anda di Tahun 2021

Kebutuhan untuk mendalami Firman Tuhan di hati kita terasa semakin mendesak di tahun ini.

Christianity Today April 12, 2021
Neely Wang / Lightstock

Kembali ke Alkitab seharusnya menjadi respons naluriah bagi orang-orang Kristen ketika kita merasa cemas tentang dunia di mana kita tinggal. Namun laporan tahunan State of the Bible 2020 dari American Bible Society menemukan suatu tren yang mengkhawatirkan: Hanya 9 persen orang Amerika yang membaca Alkitab mereka setiap hari pada tahun 2019 — angka terendah dalam dekade penelitian ABS dan semakin menurun dalam beberapa bulan pertama pandemi. Tetapi andaikata pun tahun 2021 membawa sebagian dari ketidakpastian yang kita alami pada tahun lalu, kita membutuhkan Kitab Suci lebih lagi untuk memberi bimbingan dan penghiburan yang menguatkan hati. Selama bertahun-tahun memimpin studi Alkitab dan kelompok pemahaman Alkitab online secara langsung, saya mendapati bahwa kadang-kadang kita membutuhkan ide-ide praktis untuk memulai atau mengaktifkan kembali pembacaan Alkitab. Berikut ini adalah sepuluh cara membaca Alkitab dengan wawasan yang menyegarkan di tahun yang baru.

1. Tambahkan sebuah terjemahan baru di rak buku Anda.

Jika selama ini Anda hanya membaca satu terjemahan Alkitab selama bertahun-tahun, maka carilah terjemahan yang baru. Baru-baru ini saya memakai dua versi terjemahan yang berbeda setelah selama ini hanya berpegang pada satu terjemahan saja. Ayat-ayat yang akrab menjadi bertambah maknanya, karena satu atau dua kata yang diterjemahkan berbeda telah membuat saya berhenti sejenak. Alkitab Paralel — di mana Anda melihat dua hingga empat terjemahan secara berdampingan — bagus juga untuk membaca Alkitab dengan cara baru ini.

2. Bacalah Alkitab dengan suara lantang.

Walaupun kelihatannya sederhana, membaca Alkitab dengan suara lantang sebenarnya dapat membawa kita lebih dekat dengan cara Kitab Suci pertama-tama disajikan kepada pembaca aslinya. Banyak gereja mengikuti metodologi ini, mempelajari Alkitab dalam periode tiga tahun. Ketika kita membaca Alkitab dengan suara lantang, frase-frase ditekankan dan kita dapat merasakan irama dari suatu perikop dengan lebih baik (meskipun intonasi tertentu tetap hilang dalam terjemahan). Membaca Alkitab dengan lantang bersama-sama dalam kelompok kecil juga dapat menambah variasi, dan mendengarkan nada suara yang berbeda, atau bahkan terjemahan yang berbeda, dapat menghasilkan diskusi yang baik tentang pilihan kata. Pertama kali kami mencoba ini dalam studi Alkitab saya, saya memilih Yesaya 1: “Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah!” (ay. 15). Kemarahan dan frustrasi Tuhan, yang dikomunikasikan melalui sang nabi, menjadi sangat hidup bagi para wanita di dalam kelompok studi tersebut dengan cara yang lebih kuat. Untuk lebih mengembangkan metode ini, Anda dapat mengundang orang-orang dari berbagai agama dan tradisi gereja untuk membaca bersama dengan Anda.

3. Dengarkan saat mengemudi, memasak, atau berjalan.

Metode ini sangat baik terutama untuk non-pembaca atau orang yang kesulitan menemukan waktu yang konsisten untuk membaca Alkitab mereka setiap hari. Sungguh menakjubkan menyaksikan betapa cepatnya seseorang dapat bertumbuh melalui Alkitab dengan menggunakan sumber audio. Internet dan aplikasi Alkitab memungkinkan banyak terjemahan dan bahkan banyak aksen, yang membuat metode ini sangat menarik bagi banyak orang. Mendengarkan David Suchet di YouTube , pembacaan Perjanjian Baru oleh Johnny Cash di Audible , atau Streetlights di Spotify adalah cara yang menyenangkan untuk menggabungkannya. Satu peringatan jika Anda mencoba metode ini untuk dirimu sendiri: Ketika saya dan suami mulai mendengarkan Alkitab audio selama perjalanan jauh, saya merasa sulit untuk mendengarkan narator tanpa pikiran saya melayang-layang. Jika Anda mendapati pikiran Anda terhanyut, cobalah untuk fokus pada satu atau dua poin kunci dari perikop tersebut.

4. Luangkan waktu satu tahun untuk membaca Alkitab secara kronologis.

Beberapa tahun yang lalu, atas rekomendasi seorang teman, saya membeli sebuah Alkitab kronologis. Kami memutuskan untuk membacanya dan pada saat yang sama kami mengundang orang lain untuk bergabung bersama kami di grup privat di Facebook. Sampai hari ini, kami membaca Alkitab setiap tahun sesuai urutan peristiwa yang disimpulkan oleh para sarjana teologi. Metode ini berdampak besar bagi pemahaman saya tentang Kitab Suci. Ayat-ayat dan perikop-perikop yang indah menjadi bagian kisah berkelanjutan dari rencana penebusan Tuhan untuk semua yang telah Ia ciptakan. Membaca tentang raja-raja bersamaan dengan para nabi, membandingkan catatan-catatan Injil, dan memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kisah Para Rasul dalam hubungannya dengan surat kepada jemaat-jemaat, semua itu membantu mengisi celah-celah dalam pemahaman saya.

5. Gunakan tafsiran atau alat bantu belajar.

Gunakan tafsiran yang baru bagi Anda untuk membantu dalam meneliti bagian atau kitab yang Anda sedang baca. Tafsiran-tafsiran lebih dari sekedar sebuah Alkitab studi, karena terdapat latar belakang sejarah dan konteks budaya, dan tafsiran membantu menyatukan narasi Alkitab secara holistik. Sumber-sumber multimedia lainnya, seperti She (He) Reads Truth, kursus gratis dari The Gospel Coalition, atau video-video dan studi-studi dari BibleProject, dapat melengkapi pembacaan Firman kita setiap hari.

6. Membaca seluruh kitab sekaligus.

Jika membaca seluruh kitab dalam Alkitab terdengar menakutkan, cobalah memulai dengan satu kitab yang lebih pendek seperti Filipi. Membaca seluruh surat Paulus menawarkan wawasan tentang apa yang terjadi di kota kuno pada masa itu. Hal ini memberikan gambaran kepada kita tentang semua orang yang pernah Paulus temui di jemaat-jemaat tersebut dan betapa miripnya mereka dengan orang-orang yang mungkin ada di gereja kita sendiri. Saya menghabiskan suatu sore musim panas untuk membaca kitab Markus sekaligus dan dapat melihat lebih jelas akan rasa urgensinya terhadap penyebaran Injil. Hatinya untuk penginjilan sangat menarik perhatian dengan cara yang menyegarkan. Salah satu variasi dari ide ini adalah membaca buku dari satu penulis sekaligus. (Misalnya, untuk melihat lebih dekat kepada Yohanes, bacalah Injilnya, tiga suratnya, dan Wahyu.)

7. Gunakan Alkitab Pembaca (Reader’s Bible).

Alkitab Pembaca telah menghapus pasal dan ayat, sehingga dapat dibaca lebih seperti sebuah novel dengan satu kolom dan sedikit gangguan. Beberapa orang merasa format ini membantu mereka membaca untuk waktu yang lebih lama. Teks aslinya tidak memiliki jeda, jadi hal itu memberi kesan bagi seseorang tentang bagaimana orang-orang Kristen mula-mula membaca Alkitab. Teman-teman yang menggunakan Alkitab Pembaca berkomentar bahwa mereka khususnya menyukai membaca puisi dan nubuat dengan cara ini.

8. Renungkan sebuah mazmur selama seminggu.

Daripada membaca mazmur yang berbeda setiap hari, pilih satu mazmur untuk dibaca setiap hari selama seminggu. Ketika Anda membaca, perhatikan frasa-frasa apa saja dalam mazmur itu yang menonjol bagi Anda, yang memberi Anda gambaran yang lebih kuat tentang emosi penulisnya. Saya sering membaca Mazmur 51 sebagai doa harian, dan saya kagum dengan ayat-ayat yang menonjol bagi saya, sering kali berdasarkan apa yang terjadi dalam hidup saya sendiri. Saya belum menemukan cara yang lebih baik untuk memulai hari saya selain meminta Tuhan untuk “Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!” (Mzm. 51:12).

9. Bacalah perumpamaan Yesus secara berurutan.

Dengan menghilangkan teks apa pun di antaranya, bacalah perumpamaan-perumpamaan Yesus. Biarkan Ia menjadi pencerita ulung sebagaimana adanya Dia. Yesus tahu cara terbaik bagi pendengar-Nya untuk memahami pengajaran rohani adalah dengan menceritakan sebuah kisah kepada mereka. Dalam buku Reading the Bible with Rabbi Jesus, Lois Tverberg menunjukkan bahwa “Perumpamaan-perumpamaan Yesus yang sering membahas tentang nelayan dan petani, tidak menimbulkan respons yang mendalam pada diri kita, sebagaimana respons yang diberikan dalam dunia agrarisnya.” Kita akan lebih baik mengenali pelajaran dalam kisah-kisah ini dengan menemukan dan langsung mengenalinya. Siapa pendengar aslinya? Seperti apa kehidupan mereka sehari-hari? Apa perbedaannya dengan kita? Pelajaran apa yang dapat kita terapkan hari ini? Dengan mempertimbangkan konteks budaya dan sosial dari perumpamaan dapat membantu kita melihat teks tersebut dengan cara yang baru.

10. Tuliskan seluruh kitab.

Menuliskan perikop-perikop akan membantu Anda membaca Alkitab dengan cara yang baru. Anda mungkin akan menemukan pola-pola yang mulai muncul. Anda mungkin akan melihat bagaimana kata atau frasa diulangi untuk penekanan. Berhari-hari, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun kemudian, Anda akan memiliki halaman-halaman untuk dibaca kembali dalam tulisan tangan Anda sendiri, yang selanjutnya menghubungkan Anda dengan Alkitab. Kitab pertama yang saya tulis adalah Kitab Yakobus. Saya tersadar betapa seringnya kata-kata Yakobus mengarahkan saya kembali pada pengajaran Yesus. Yakobus menulis tentang iman sebagai sebuah cara hidup, dan saya memperhatikan hal ini secara berbeda dari sebelum saya menuliskannya.

Alkitab adalah Firman Tuhan yang diilhamkan bagi kita. Sambil kita memutuskan resolusi Tahun Baru dan rencana pembacaan Alkitab, baiklah kita kembali ke Firman Tuhan itu sendiri. Sebagaimana Jen Wilkin menuliskan: “Kata-kata penuh ilham dari manusia adalah pengganti yang tak berharga untuk Firman yang diilhamkan oleh Tuhan.” Apa pun yang terjadi di tahun 2021, Firman adalah sumber wawasan dan harapan yang kaya ketika kita membaca, mendengarkan, dan merenungkannya.

Traci Rhoades adalah penulis Not All Who Wander (Spiritually) Are Lost . Dia menulis di tracesoffaith.com.

Diterjemahkan oleh Mikhael Kristiani

Untuk diberi tahu tentang terjemahan baru dalam Bahasa Indonesia, ikuti kami melalui email, Facebook, Twitter, atau Instagram.

Our Latest

Laporan Lausanne: Sebagian Besar Misionaris Menjangkau yang Sudah Terjangkau

Laporan Keadaan Amanat Agung (The State of the Great Commission) menelaah tantangan dan peluang di tengah lanskap misi yang terus berubah.

Ketika Pelayanan Melukai Keluarga Anda

Nasihat yang berasal dari pengalaman sulit untuk menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan Tuhan.

Saya Menemukan Penghiburan dalam Pahlawan Ilahi

Sebuah mazmur yang mencengangkan mengubah pandangan saya tentang kehadiran Allah selama masa-masa pencobaan.

Gereja Adalah Keluarga, Bukan Acara

Alkitab menyebut sesama orang Kristen sebagai “saudara laki-laki dan perempuan,” tetapi seberapa sering kita memperlakukan mereka sebagai keluarga?

News

Wafat: Andar Ismail, Penulis Produktif yang Membuat Teologi Menjadi Sederhana

Dengan seri Selamat karyanya, pendeta Indonesia ini menulis lebih dari 1.000 cerita pendek yang menyoroti kehidupan dan ajaran Yesus.

Kematian karena Swafoto

Kita tidak akan pernah melihat kemuliaan Tuhan jika kita hanya melihat pada diri kita sendiri.

Apple PodcastsDown ArrowDown ArrowDown Arrowarrow_left_altLeft ArrowLeft ArrowRight ArrowRight ArrowRight Arrowarrow_up_altUp ArrowUp ArrowAvailable at Amazoncaret-downCloseCloseEmailEmailExpandExpandExternalExternalFacebookfacebook-squareGiftGiftGooglegoogleGoogle KeephamburgerInstagraminstagram-squareLinkLinklinkedin-squareListenListenListenChristianity TodayCT Creative Studio Logologo_orgMegaphoneMenuMenupausePinterestPlayPlayPocketPodcastRSSRSSSaveSaveSaveSearchSearchsearchSpotifyStitcherTelegramTable of ContentsTable of Contentstwitter-squareWhatsAppXYouTubeYouTube