Hanya beberapa minggu sebelum pandemi coronavirus menghentikan seluruh kegiatan di AS, Kari Jobe menulis sebuah lagu bersama suaminya, Cody Carnes, dan Steven Furtick serta Chris Brown dari Elevation Worship. Bersama-sama mereka menuangkan dalam musik salah satu doa berkat yang paling terkenal dalam Alkitab, yaitu Bilangan 6: 24–26:
TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
Ketika mereka memperkenalkan “The Blessing” di sebuah kampus Elevation Church di dekat Charlotte, North Carolina, pada tanggal 1 Maret, Jobe mengatakan kepada para jemaat bahwa lirik itu menunjukkan “hati Bapa bagi kita sebagai anak-anak-Nya” dan mengajak mereka untuk menerima lagu itu sebagai ”berkat atas dirimu, keluargamu dan anak-anakmu.”
Mereka tidak tahu berapa banyak orang Kristen yang mau mendengar dan menyanyikan kata-kata tersebut dalam pandemi ini. Hanya dalam lima bulan, “The Blessing” sudah menduduki puncak tangga lagu dan menjadi sensasi viral yang dicover oleh lebih dari 100 paduan suara virtual di seluruh dunia.
“Karena lagu ini berdasarkan pada Alkitab, pesannya tidak lekang oleh waktu, dan kami ingin merilis lagu ini secepatnya, mengetahui dampaknya terhadap setiap hati dan jiwa orang-orang, sama halnya terhadap kami,” kata Jobe kepada The Christian Beat. “Tuhan tahu itu akan menjadi sesuatu yang bisa kita pegang dalam musim hidup kita yang penuh ketidakpastian dan misteri.”
Video 12 menit pertunjukan langsung di Elevation ditayangkan perdana pada 6 Maret dan ditonton lebih dari 21 juta kali. Salah satu dari penonton pertama adalah Alan Hannah, asisten gembala di Gereja Allegheny Center Alliance di Pittsburgh, yang membantu paduan suara virtual pertama untuk meng-cover lagu tersebut.
Terinspirasi oleh para penyanyi studio Nashville yang membuat rekaman dengan telepon selulernya lagu “It is Well With My Soul,” dan memperoleh 1,3 juta penonton di YouTube, Hannah dan seorang rekan pendeta dari Pittsburgh bernama Jason Howard dari Gereja Amplify menghubungi para pemimpin pujian setempat untuk berpartisipasi dengan merekam diri mereka mereka menyanyikan lagu “The Blessing.”
Hampir 30 gereja berkontribusi dalam versi terakhir, yang dirilis pada hari Minggu Paskah. Idenya adalah untuk “bersatu sebagai sebuah gereja dan menyanyikan lagu ini bagi kota kita sebagai berkat di masa ketidakpastian dan penuh ketakutan,” kata Hannah.
Kompilasi mereka menjadi tren global. Dalam 24 jam setelah pemutaran perdana, “The Pittsburgh Blessing” menarik perhatian Tim dan Rachel Hughes, gembala di Gereja Gas Street di Birmingham, Inggris.
Keluarga Hughes menghubungi gereja-gereja dan pelayanan dalam jaringan mereka untuk membuat paduan suara virtual yang akan mewakili Inggris. UK Blessing tayang perdana pada 3 Mei. “Merupakan hal yang indah melihatnya bisa selesai,” kata Tim Hughes kepada Premier Christianity.
Lebih dari 100 paduan suara virtual telah menciptakan versi lagu tersebut, menyatakan berkat Tuhan atas kota, negara, dan seluruh benua.
Di luar AS dan Inggris, kompilasi telah dibuat di Australia, Burma, Chili, Kanada, Prancis, Ghana, India, Indonesia, Irlandia, Italia, Lebanon, Madagaskar, Malaysia, Meksiko, Belanda, Nigeria, Rumania, Spanyol, Singapura, Afrika Selatan, Korea Selatan, Swedia, Vietnam, dan Zimbabwe. “The Arab World Blessing” menampilkan penyanyi dari 16 negara berbahasa Arab di Timur Tengah, Afrika Utara, Semenanjung Arab, Mesir, dan Sudan Selatan.
Proyek ini memberi kesempatan bagi gereja-gereja untuk bersatu di balik pesan yang sama. Di Australia, “ini adalah pertama kalinya hal seperti ini terjadi,” tulis panitia paduan suara. Tiga ratus gereja berpartisipasi dalam video, yang menampilkan gambar-gambar lanskap dan satwa liar Australia, sukarelawan yang mengepak makanan, penari, dan orang-orang First Nations.
Di New York City, video paduan suara virtual menyadari kota tersebut sebagai pusat dengan angka kematian COVID-19 yang tinggi dan juga peristiwa demonstrasi atas ketidakadilan dan kekerasan rasial pada akhir musim semi. Video tersebut menampilkan cuplikan drone dari landmark Kota New York bersama dengan gambar lapangan rumah sakit, dokter, dan pengunjuk rasa.
“NYC Blessing” termasuk di dalamnya 125 penyanyi dari 100 gereja bernyanyi dalam delapan bahasa, termasuk beberapa gereja terbesar di kota, seperti Christian Cultural Center dan Redeemer Presbyterian.
Penyusun video tersebut, Bonny Andrews, pendiri pelayanan Transform Cities, datang ke Kota New York dari India kurang dari setahun yang lalu. Sebelum lockdown, ia biasanya berdoa bagi kota setiap hari dalam perjalanannya naik feri. Ia melihat proyek itu sebagai tindakan kasih bagi kota, dalam semangat Yeremia 29:7, sebuah lagu ratapan dan harapan.
Tujuan dari “NYC Blessing,” kata Andrews, adalah untuk menginspirasi kota-kota di seluruh dunia untuk menyanyikan berkat bagi komunitas mereka menggunakan lagu-lagu yang unik untuk budaya mereka. “Kami ingin memenuhi Internet dengan lagu, karena lagu bisa pergi ke tempat yang tidak bisa dijangkau dengan khotbah,” katanya.
Bersama dengan kata-kata dalam “The Blessing”, ada pula tindakan berkat bagi masyarakat yang membutuhkan. Gereja-gereja yang terlibat dalam “NYC Blessing” memberikan pelayanan dalam bentuk makanan untuk masyarakat dan menyediakan masker dan alat perlindungan diri untuk para pekerja kesehatan garis depan.
Ke-65 gereja yang diwakili dalam “The UK Blessing”-mulai dari Katolik dan Ortodoks hingga Sidang Jemaat Allah dan Gereja Inggris-telah menyajikan 400.000 makanan hangat sejak awal lockdown COVID-19.
“Gereja bukanlah tentang bangunan. Gereja adalah untuk komunitasnya, maka ia dapat menyesuaikan. Gereja tidak hanya memproklamirkan kata-kata ini bagi komunitasnya, tetapi juga melakukannya, ”kata Hughes.
Gereja-gereja Irlandia menggunakan gagasan itu dan membuat paduan suara virtual dengan infleksi Emerald Isle. Lebih dari 300 gereja dari setiap daerah memberikan rekaman anggota gerejanya menyanyikan “Be Thou My Vision.”
“Kami ingin menghormati inspirasi itu, sementara pada saat yang sama, menghormati sejarah dan budaya pulau kami yang unik. Jadi kami memilih lagu yang akan beresonansi di seluruh pulau, dengan setiap denominasi dan pengelompokan budaya, yang dapat digunakan sebagai platform untuk menyanyikan Berkat atas tanah kami, semua pekerja kunci (key-workers) kami, dan yang mereka rawat, ”penyusun video menulis di kolom deskripsi video di YouTube.
Lagu-lagu penyembahan biasanya bergerak lambat, butuh berbulan-bulan untuk beralih dari popularitas di radio Kristen lalu dimasukkan ke dalam gereja. Tapi “The Blessing,” yang sekarang menjadi nomor 2 dalam daftar lagu terpopuler Christian Copyright Licensing International, melonjak ke puncak berkat cover-cover yang menjadi viral di YouTube. (CT juga meliput ketertarikan global pada lagu No. 1 dalam daftar, yaitu “Way Maker.”)
“The Blessing” dapat tersebar dengan cepat dalam berbagai bahasa, karena kata-katanya relatif sederhana dan mudah dipelajari maupun diterjemahkan. Lagu tersebut mengulangi bagian dari Bilangan 6 sebagai satu-satunya bait, dengan kata amin sebagai reff dan tiga bridge di bagian akhir.
Sejak video awal “The Blessing” tayang perdana pada bulan Maret, Bible Gateway telah melihat minat yang meningkat pada Bilangan 6: 24-26. Keterikatan di dalam perikop dan pencarian terkait untuk “berkat” naik 73 persen di seluruh dunia dibandingkan tahun lalu.
“Saya menangis berkali-kali ketika saya menyaksikan orang-orang dalam keberagaman di seluruh dunia mendeklarasikan berkat atas keluarga mereka, gereja dan bangsa mereka,” kata Jobe. “Hal itu mendatangkan damai sejahtera yang melimpah, terutama di masa kekecewaan, ketidakpastian dan ketakutan seperti yang sedang kita semua alami sepanjang tahun ini.”
Pada bulan Juli lalu, Elevation Worship melihat ketertarikan dunia terhadap “The Blessing” dan membawakan lagu itu secara langsung bersama dengan paduan suara global.